Jakarta,Ruangenergi.com– Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) Jugi Prajogio memastikan hari Senin ini (16/11/2020) seluruh anggota Komite BPH hadir membahas kelanjutan proyek pipa gas ruas Cirebon-Semarang (Cisem).
Bph Migas akan membahas opsi yang akan diambil untuk proses lelang ruas Cirebon—Semarang (Cisem) pascamundurnya PT Rekayasa Industri dari proyek itu.Termasuk menentukan kewajiban yang harus diselesaikan pihak Rekind kepada BPH Migas.
“Rencana sore ini rapat komite.Tunggu ya,” kata Jugi Prajogio kepada ruangenergi.com,Senin (16/11/2020) di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com, Kepala BPH Migas, M. Fanshurullah Asa, mengatakan, perlu ada percepatan alokasi gas dan kepastian demand di daerah Jawa Tengah, terutama Kabupaten Batang yang masih sangat rendah, walaupun saat ini sedang dibangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Guna meningkatkan demand, apabila dimungkinkan juga dibangun pabrik pupuk yang akan meningkatkan serapan gas sebesar 100 MMSCFD, seperti usulan saat audiensi dengan anggota Wantimpres Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya.
Hal ini akan berdampak terhadap ketersediaan pupuk di Jawa Tengah akan senantiasa terpenuhi untuk perkebunan dan pertanian tanpa menunggu produk dari wilayah lain.
Akrab disapa Ifan, ia menambahkan, bahwa saat groundbreaking, HOA sudah siap, jadi mestinya sudah berjalan saat ini. Konsesi 30 tahun berlaku dalam proyek ini, kalau pipa gas besar dan demandnya tinggi, maka peluang BEP bisa lebih cepat, gak sampai 30 tahun.
“Semoga Bupati berkenan menyambut dan mewujudkan usulan kami. Nanti pasokan gas diambil dari Lapangan Utilisasi Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) Bojonegoro yang dikelola Pertamina EP Cepu (PEPC) , yang sedang disiapkan , saya berharap 100 MMSCFD,” kata Ifan, (26/09/2020).
Dengan harga gas yang lebih murah, menurutnya industri akan muncul dan serapan tenaga kerja akan signifikan.
“Tolong salam dan sampaikan Pak Gubernur, Pak Ganjar, untuk terus bantu dorong pipa Cisem bisa segera terwujud, BPH Migas sangat perlu penguatan dari pimpinan wilayah,” beber Ifan.
Menanggapi Hal tersebut Bupati Batang, H. Wihaji, menyatakan komitmennya bahwa Kawasan Ekonomi Khusus di Batang menjadi kawasan yang ramah bagi investor.
“Para investor dari dalam maupun luar negeri, datang ke Batang, kita layani sebaik-baiknya dan Kabupaten Batang akan dapat berbagai keuntungan, utamanya lapangan pekerjaan,” imbuh Wihaji.
Lebih lanjut Bupati menyampaikan bahwa ini adalah bagian dari semangat untuk mengadakan lompatan-lompatan, meski kita rasakan covid-19 sangat mempengaruhi. Semangatnya adalah merah putih, semata-mata untuk kepentingan Indonesia.