Jakarta, ruangenergi.com- Salah satu penyebab lambatnya proses farm in-farm out participating interest milik Zarubezhneft (ZN) di blok Tuna, Kepulauan Riau, dikarenakan adanya sanksi jika bertransaksi dengan perusahaan asal Rusia.
Ketika perusahaan migas ada yang hendak bertransaksi dengan ZN, mikir karena ini perusahaan Rusia.
“Larangan untuk bertransaksi dengan perusahaan Rusia itu menjadi kendala. Tapi tadi Pak Benny (Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara) sudah sampaikan peminat cukup banyak karena memang cadangannya bagus dan marketnya sudah jelas begitu,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam Konferensi Pers Awal Tahun 2024 Kinerja Hulu Migas Tahun 2023, Jumat (12/01/2024), di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com, blok Tuna ini dioperatori oleh Premier Oil Tuna B.V. (Harbour Energy Group) dengan hak partisipasi 50 persen.
Premier Oil bermitra dengan perusahaan migas pelat merah asal Rusia, Zarubezhneft (ZN) lewat anak perusahaannya, ZN Asia Ltd yang juga memegang hak partisipasi 50 persen.
Selanjutnya ZN Asia Ltd sejak tanggal 25 Agustus 2023 telah melakukan pembukaan data dengan calon buyer. Diharapkan proses buka data tersebut berjalan lancar dan berlanjut dengan proses pengalihan participating interest.
