Wait and See Para Produsen Batu Bara Menambah Produksi, Dikarenakan Kondisi Geopolitik

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com- Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) perusahaan batu bara, ada kecenderungan menurun dikarenanya tingginya angka ketidakpastian geopolitik, serta gencarnya pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) di Indonesia beberapa tahun ini.

Semua perusahaan produsen batu bara masih ragu-ragu untuk memprediksi tiga tahun ke depan itu, makanya cenderung turun

“Saya yakin semua perusahaan masih ragu-ragu untuk memprediksi tiga tahun ke depan itu, makanya cenderung turun, ya. Karena dari aspek geopolitik juga belum ada kepastian, apalagi EBTKE begitu gencar,” Presiden Direktur PT Adaro Indonesia Priyadi, Rabu (20/03/2024), di Jakarta.

Di mata pria yang sudah lebih dari 23 tahun bekerja di Adaro itu, melihat kedua hal tersebut merupakan faktor utama yang mengakibatkan kecenderungan menurunnya RKAB batu bara pada 2024—2026.

Penurunan tersebut terlihat dari total tonase dari RKAB yang disetujui oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yakni 922,14 juta ton pada 2024, kemudian 917,16 juta ton pada 2025, dan kembali turun menjadi 902,97 juta ton pada 2026.

Walau begitu Priyadi mengatakan, bahwa para produser batu bara umumnya akan melakukan evaluasi setiap tahun.

Evaluasi tiap tahun itulah yang akan menentukan apakah RKAB untuk tiga tahun ke depan akan menunjukkan tren penurunan atau peningkatan.

Ketika media bertanya kepadanya tentang kesiapan industri batu bara untuk mencapai target 922,14 juta ton pada 2024, Priyadi menyatakan bahwa pihaknya siap.

“Kalau dari kesiapan, mereka dikatakan siap ya pasti siap. Karena alat berat juga sudah banyak, pasti sudah ter-install-kan 922 juta itu sudah ter-install,” pungkasnya.