Jakarta, Ruangenergi.com – Wakil Komite Tetap Industri Hulu dan Petrokimia Kadin, Achmad Widjaja, memandang bahwa pengerjaan pipa transmisi dan distribusi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) seharusnya tidak hanya dilihat dari sisi keekonomian proyeknya saja.
“Akan tetapi, harus dilihat juga dari pentingnya infrastruktur gas yang semestinya sudah terhubung di Pulau Jawa,” terang Achmad Widjaja saat dihubungi Ruangenergi.com, (15/04).
Ia menegaskan bahwa sulitnya pasokan gas akibat belum siapnya infrastruktur, jadi infrastruktur merupakan hal utama pendukung lahirnya investasi di suatu wilayah.
Menurutnya, justru hal ini akan berdampak buruk terhadap minat investasi dan operasional perusahaan yang membutuhkan gas. Terlebih lagi jika pemerintah serius untuk membangun dan mengembangkan kawasan industri di Kendal dan Batang, Jawa Tengah.
Dia pun menyoroti peran Pemerintah yang seharusnya bisa turut campur untuk memastikan pembangunan pipa gas Cisem bisa berjalan. Apalagi proyek ini sudah mangkrak hingga 14 tahun sejak diumumkan pemenang lelang.
“Kalau berbicara Cisem artinya tanggungjawab pemerintah yang menyambungkan. Dunia usaha menanyakan, apa fungsi PGN yang sekarang sudah menjadi Sub Holding Pertamina,” tuturnya.
Dalam Perpres No 79 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Kendal – Semarang – Salatiga – Demak – Grobongan – Kawasan Purworejo – Wonosobo – Magelang – Temanggung dan Kawasan Brebes – Tegal – Pemalang.
“Jadi udah jelas apapun yang menjadi Infrastruktur, apapun yang menjadi badan layanan umum wajib dikerjakan oleh sang pemegang kedaulatan,” tandasnya.