Wow Mantab! Kata MESDM Bahlil Lahadalia FLNG Ini Bakal Jadi yang Terbesar di RI, Kesembilan di Dunia

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Nantong, Tiongkok, ruangenergi.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan kerja ke Tiongkok untuk memastikan pembangunan Floating Liquefied Natural Gas (FLNG) raksasa berjalan sesuai rencana. Fasilitas ini tengah digarap di galangan kapal Wison New Energies, Kota Nantong, dan digadang menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

FLNG tersebut akan mengolah gas dari Lapangan Asap Kido Merah (AKM) di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, yang dioperasikan Genting Oil Kasuri Limited (GOKL). Targetnya, proyek rampung pada kuartal I 2027 dan mulai beroperasi di Fakfak pada kuartal II–III tahun yang sama.

“Fasilitas LNG terapung ini diperkirakan selesai awal 2027 dan akan mulai berproduksi beberapa bulan setelahnya di Papua Barat,” ujar Bahlil di Nantong, Rabu (13/8/2025) waktu setempat, dikutip dari website ESDM.

Kapal LNG terapung tersebut memiliki kapasitas produksi hingga 1,2 juta metrik ton per tahun, dengan investasi mencapai USD963 juta. Ini akan menjadi FLNG pertama di Indonesia sekaligus yang kesembilan di dunia.

Kunjungan ke galangan kapal ini merupakan tindak lanjut inspeksi Bahlil ke lapangan AKM pada Juni 2025. Kala itu, ia menegaskan pentingnya memvalidasi progres pembangunan proyek yang disebut sebagai FLNG terbesar di Indonesia tersebut. “Kami akan terus memantau. Tim sudah saya kirim untuk memastikan pengerjaannya sesuai jadwal,” tegasnya.

Proyek FLNG ini berawal dari kesepakatan pada Juni 2024 antara Genting Group melalui PT Layar Nusantara Gas dan Wison New Energies. Gas dari lapangan AKM diproyeksikan mencapai 330 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada 2027 dan akan menjadi pasokan utama bagi fasilitas ini.

Sebagai catatan, Wison Nantong Yard berdiri sejak 2006 di Provinsi Jiangsu, sekitar 135 km dari Shanghai. Fasilitas ini spesialis membangun struktur terapung, seperti lambung FLNG dan tangki SPB, serta menyediakan layanan EPCIC (Engineering, Procurement, Construction, Installation, Commissioning). Dengan kapasitas produksi hingga lima unit per tahun, galangan ini mampu merakit FLNG, kapal pengangkut LNG, FSRP, sekaligus mengekspor modul dan tangki berukuran raksasa ke berbagai negara.

Dengan rampungnya proyek ini, Indonesia akan menambah babak baru dalam sejarah industri LNG, mengandalkan teknologi terapung untuk mengolah sumber daya alam di wilayah terpencil sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional.