Jakarta, Ruangenergi.com – iPT Barata Indonesia, BUMN yang bergerak di bidang manufaktur tetap bekerja dan berkarya dengan turut serta dalam proyek Yerevan-2 milik ArmPower di Armenia. Melalui divisi Pembangkit, PT Barata Indonesia mendapatkan kontrak dari SIEMENS untuk membuat satu Unit Steam Turbine Condenser dan satu Set Combustion Chamber untuk Gas Turbine.
“Pembuatan kedua produk tersebut dikerjakan selama 17.500 jam kerja atau kurang lebih 8 bulan lamanya dan saat ini sudah siap untuk dikapalkan ke Armenia,” kata Direktur Utama PT Barata Indonesia, Fajar Harry Sampurno di Jakarta, Senin (20/4).
Menurutnya, dalam kondisi yang sangat sulit saat ini PT Barata Indonesia masih bisa melakukan sesuatu yaitu mengekspor produknya ke luar negeri. “Dengan kita mengekspor produk ke luar negeri, maka kita bisa menghasilkan devisa untuk negara.” ujar Fajar Harry.
Lebih jauh ia mengatakan, kegiatan ekspor ini menunjukan bahwa produk dalam negeri mampu bersaing dengan produk dari negara lain. ”Ini membuktikan bahwa SDM kita mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi dan bisa memenuhi pesanan dari luar negeri,” tukasnya.
Dia juga menyampaikan bahwa dari sisi kualitas, cara kerja, dan desain, SDM Indonesia sudah sangat mumpuni dan sanggup untuk mengerjakan.”Saya berharap ke depan, produk dari PT Barata Indonesia dapat digunakan untuk oleh industri dalam negeri terutama BUMN sebagai bagian dari sinergi BUMN dan saling menguatkan satu sama lain. Kualitas produk yang dihasilkan oleh PT Barata Indonesia tidak perlu diragukan lagi,” papar Fajar.
Sekedar diketahui, proyek Yerevan-2 adalah proyek 250 MW combined-cycle power project yang dibangun di lokasi pembangkit Yerevan-1 yang terletak 10 km ke arah selatan kota Yerevan, Armenia. Proyek ini merupakan proyek Independent Power Plant (IPP) pertama di negara Armenia.
Pembangkit Yerevan-2 yang dibangun dan dioperasikan oleh ArmPower akan beroperasi selama 25 tahun. ArmPower merupakan sebuah perusahaan patungan antara perusahaan asal Italia Renco and Simest dengan kepemilikan saham 60% dan Siemens Project Venture dengan kepemilikan saham 40%.(MM)