Jakarta, Ruangenergi.com – Kasus kebakaran yang menimpa empat tangki di Balongan menimbulkan perhatian sekaligus rasa prihatin semua pihak.
Dari empat tanki penyimpanan BBM yang terbakar, dua tangki diantara berisikan BBM, satu tanki berisikan sekitar 23.000 Kilo Liter (KL) dan satu nya lagi sekitar 3.000 KL, sehingga BBM yang terbakar sekitar 26.000 KL.
Menurut, Praktisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), Soehatman Ramli, kejadian ini menjadi perhatian semua pihak. Terutama karena adanya korban yang menimpa masyarakat berdekatan.
“Pertamina dan Kepolisian tentu akan segera melakukan penyelidikan atas kejadian ini. Saya disini bukan akan mengulas penyebab karena saya tidak punya data dan tidak berwenang,” ungkap Soehatman kepada Ruangenergi.com, (09/04).
“Saya hanya mencoba membuat asumsi awal dari kejadian ini dengan harapan dapat membantu tim yang akan melakukan investigasi berikutnya,” sambung Soehatman.
Dari berbagai sumber yang tersebar dengan cepat di tengah masyarakat, Soehatman mencoba membuat rangkaian berbagai temuan awal yang mungkin perlu diperdalam oleh tim investigasi.
Adapun beberapa rangkaian yang perlu dilakukan oleh tim investigasi di antaranya :
“Satu, indikasi pertama adalah adanya keluhan warga mencium bau gas. Ini informasi yang perlu diperjelas, menentukan area dimana posisi warga , jam dan kondisi cuaca pada saat tersebut,” paparnya.
Kedua, adanya bau (BBM) ini patut dicurigai bahwa terjadi kebocoran (loss of containment) dari bahan hidrokarbon.
“Kita belum tahu jenisnya, sumbernya dan posisinya. Data terakhir dari statement pak Ahok (Komisaris Utama PT Pertamina) mengatakan bahwa ada tangki yang bocor, tentu perlu dibuktikan dan didukung data akurat,” imbuhnya.
Ketiga, dari fakta pertama dan kedua ini dapat diduga bahwa Vapor telah menyebar ke area sekitarnya terbawa angin sehingga memenuhi area bundwall sampai ke perumahan sekitarnya.
Keempat, adanya uap hidrokarbon ini akan membentuk apa yang disebut (vapor cloud) yang tentunya sangat berbahaya dan siap meledak. Banyak contoh kasus kebakaran tangki dan kilang seperti yang terjadi di Texas, BP Refinery dan lainnya
“Kelima, uap tersebut akan kontak dengan sumber api, bisa dimana saja, apa aja seperti api rokok, listrik, api terbuka di rumah, dan lainnya. Bahan uap yang memenuhi batas explosion jika kontak dengan sumber panas akan terbakar, terjadi flash api ledakan yang menjalar dengan cepat ke sumber uap yaitu area tangki timbun dan langsung meledak atau terbakar,” bebernya.
Keenam, proses berikutnya terjadi kobaran api di tangki dan area bundwall, berupa api terbuka karena sudah bersifat Full Surface Fire.
Ketujuh, ledakan uap terbuka ini akan dengan cepat menimbulkan radiasi panas tinggi yang mengenai anggota masyarakat, sehingga mengalami luka bakar serius.
“Dari skenario awal ini, tim investigasi dapat mengembangkan dan mencari bukti-bukti akurat, jenis bahan bakar, luas penyebaran, sumber api, sumber kebocoran dan lainnya. Dari informasi inilah nanti akan dikembangkan hasil investigasi untuk mencari root causes-nya. Kita tunggu hasil investigasi,” tandasnya.