Kerala BPH Migas

Goes To Sumatera, BPH Migas Sambangi MOR II Sumbagsel, Palembang

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, Ruangenergi.comBadan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas),  bersama team melakaukan kunjungan kerja ke PT Pertamina (Persero) MOR II Sumbagsel.

Dalam kunjungannya, Kepala BPH Migas, M. Fansrullah Asa, diterima oleh Pjs. GM PT Pertamina MOR II Sumbagsel Pande Made Andi Suryawan bersama jajarannya, (05/05). Adapun Wilayah MOR II Sumbagsel meliputi Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jambi dan Kepulauan Bangka Belitung.

Pjs. GM Pertamina MOR II Sumbagsel, Pande Made Andi Suryawan, mengatakan bahwa di MOR II Sumbagsel, mayoritas minyak dari Plaju ada juga back up dari Depo Batam. Fasilitas yang tersedia, ada 2 Integrated Terminal di Lampung TBBM Panjang Lampung, dan Palembang Sumsel, 6 Fuel Terminal ; Lubuk Linggau, Lahat, Baturaja di Sumsel, Jambi, Bengkulu, Babel + 1 Fuel Terminal (S) di Tj. Pandan, 4 Aviation Terminal ; Palembang, Sultan Thaha – Jambi, Deputi Amk – Bangka, Fatmawati – Bengkulu, 2 Annex DPPU ; Raden Intan – Lampung, Hannan Syarifuddin – Belitung.

“Mobil tanki BBM 376 unit dengan kapasitas angkut total 6279 KL, total skid tank (SPBE dan petrol) 164 skid tank dengan total kapasitas daya angkut 2621 Metrik Ton. Total bridger avtur 27 unit, total daya angkut 448 KL,” kata Pande Made.

Ia menambahkan, mengenai persiapan Satgas hari raya Idul Fitri ( RAFI) 2021 dengan meningkatkan stok BBM dan LPG baik di TBBM dan SPBE, Penyalur. Optimal tanki dan SPBU kantong, koordinasi dan komunikasi intensif internal Pertamina antar direktorat, meningkatkan setoran bagi Penyalur, pemberian kredit dengan top 3 hari, koordinasi dengan pihak bank persepsi agar tetap beroperasi selama libur lebaran 2021.

Selain itu, melakukan penyiapan layanan khusus di titik belum ada fasilitas layanan BBM dan LPG seperti mobil dispenser unit, BBM kemasan dan motor pengantar kemasan BBM (PDS /motoorist), koordinasi dan komunikasi intensif dengan external terkait, melakukan himbauan dan sosialisasi lewat media sosial, elektronik juga website.

Menjawab pertanyaan Kepala BPH Migas tentang pertalite yang stok operasional 0,4 hari. Pande menjelaskan, pertalite sesungguhnya aman, karena bisa diolah blending dari pertamax dan komponen lokal nafta ron 65 – 70, sedangkan stok Pertamax cukup banyak.

“Satgas 2021 menilai tahun ini ada kenaikan 13,5 % dibandingkan 2020,” imbuhnya.

Sementara, Kepala BPH Migas, M Fanshurullah Asa mengatakan bahwa, melihat kecenderungan pertumbuhan Pertashop saat ini di MOR II Sumbagsel cukup tinggi, satu sisi ini menjadi contoh, namun sekaligus perlu dipersiapkan terkait produksi peralatan Pertashop baik di Pindad maupun yang lainnya mestinya berimbang. Sehingga target 10.000 untuk seluruh Indonesia tahun ini setidaknya realisasi mendekati target rencana.

Selain itu, lanjut Ifan sapaan akrabnya, model PDS sedapat mungkin dikembangkan berimbang berbagai daerah, jangan hanya Lampung saja, itu tidaklah menunjukkan kebijakan MOR II, tetapi menunjukkan SAM dan SBMnya yang gesit.

“Palembang itu kota besar, mestinya PDS juga dikembangkan disitu, juga daerah lain,” tutur Ifan.

Ifan menjelaskan, PDS bentuk pelayanan kedepan yang memudahkan masyarakat, sangat menjanjikan untuk dikembangkan. Selain itu PDS perlu sebaran yang merata, jangan hanya menumpuk di Lampung, demikian juga jangan hanya di SPBU tertentu yang lakukan itu.

Sebab tantangan kedepan, bisnis jemput bola lebih tepat, jangan hanya menunggu bola. Apalagi persaingan dengan yang lain yang swasta.

Ifan berpesan, agar Satgas RAFI 2021 terus mengawal ketersediaan BBM, jangan sampai terjadi situasi yang mengganggu pasokan suplay BBM bagi rakyat.

“Hari ini, selama 18 tahun BPH Migas berdiri belum pernah ada, saya pimpin langsung team turun memantau dan mengawal langsung ke lapangan,” paparnya.

Kemudian, Kepala BPH Migas melanjutkan kunjungan menuju Kerinci, serta menyempatkan singgah meninjau beberapa SPBU.