Jakarta,ruangenergi.com-Issue transisi energi bukan issue yang mudah untuk diterapkan. Namun transisi energi itu keniscayaan global yang terjadi saat ini dan perlu disikapi dengan bijaksana.
Jangan sampai terpaku dalam suatu fokus tertentu saja yakni climate change saja, namun mengabaikan issue sosial yang ada dalam proses transisi energi tersebut.
“Ini sesuatu yang perlu dipikirkan bagaimana menyelesaikan issue climate tapi kita mengcreate issue sosial. Indonesia bisa mengambil kesempatan ini, mengikuti issue climate change tapi sekaligus berkembang,memperhatikan juga issue sosial yang terjadi,” kata Firman Dharmawan, Senior Manager, Corporate Sustainability, & Risk Management Medco Energi pada Focus Disscussion Group Media dengan SKK Migas dan KKKS,Senin (03/10/2022) di Bandung.
Firman juga mengingatkan bahwa Indonesia di rangking ke-12 di antara 35 negaranegara yang menghadapi risiko mortalitas yang relatif tinggi dari berbagai bahaya (multiple hazards) perubahan iklim.
“Dari upaya pemetaan kerentanan (vulnerability) untuk Asia Tenggara menunjukkan bahwa bagian barat dan timur pulau Jawa menjadi hotspots dampak dari multiple hazards bersifat geologis atau hidro-meteorologis termasuk gempa bumi, tsunami, letusan vulkanik, banjir, longsor, kekeringan dan kebakaran hutan. Sekitar 40% penduduk Indonesia diperkirakan akan terdampak risiko perubahan iklim,”ungkap Firman.
Medco,jelas Firman lagi, berkomitmen pada pilot project Carbon Capture and Storage (CCS) Hulu pada tahun 2025.Mengadopsi sumber energi terbarukan, hydrogen, dan memperluas Penangkapan Natural Karbon.Berkolaborasi pada Rantai Pasok dan Nilai untuk meningkatkan efisiensi.Mengungkap Emisi Cakupan 3 dan menetapkan taget interim pada tahun 2025.Memperluas portofolio terbarukan dengan peningkatan alokasi modal.Menciptakan kemitraan strategis untuk menjajaki peluang bisnis CCS.
