Jakarta, ruangenergi.com- Walaupun melimpah ruah produksi gas yang dihasilkan dari kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) minyak dan gas yang bernaung di bawah kendali Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), ternyata hingga kini belum banyak yang menyerap/membeli gas tersebut.
SKK Migas tengah berupaya menciptakan pasar baru. Terlebih dengan beroperasinya proyek milik Husky CNOOC Madura Ltd (HCML) dan Pertamina EP Cepu (PEPC), maka potensi kelebihan pasokan gas di wilayah Jatim semakin besar. Oleh sebab itu, diperlukan agar gas di wilayah tersebut dapat terserap secara optimal baik melalui gas pipa, CNG, hingga LNG.
“PLN, PGN, PKG, dan berbagai industri seperti smelter inilah yang nantinya akan membeli gas dari para produsen gas di Jawa Timur,”kata Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Selasa (02/01/2024), di Jakarta.
Adapun rincian proyeknya gas yang akan onstream di Jawa Timur sendiri di antaranya yakni pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran – Tiung Biru (JTB) oleh PEPC menyumbang produksi 192 MMSCFD, kemudian Lapangan MDA-MBH yang dioperatori oleh HCML sebesar 120-160 MMSCFD, dan Lapangan MAC sebesar 50 MMSCFD, Lapangan MDK 30 MMSCFD.
Terpisah, Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf menjelaskan, kapasitas produksi gas di JTB sejatinya dapat dilakukan secara penuh (full capacity) yakni sekitar 192 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Namun demikian, produksinya saat ini masih tertahan di angka 105 MMSCFD.
“JTB sebenarnya bisa full tapi sangat tergantung serapan karena Jawa Timur saat ini masih bisa dipenuhi dari eksisting. Sehingga dengan adanya JTB ini salah satu tantangan kita bagaimana bisa salurkan maksimal 192 MMSCFD,” ungkap Nanang ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Selasa (02/01/2024), di Jakarta.