Dukung Satu Tahun Pemerintahan, Pertamina Perkuat Ketahanan Energi Melalui Transformasi

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com – PT Pertamina (Persero) menegaskan komitmennya dalam memperkuat ketahanan dan kemandirian energi nasional melalui transformasi menyeluruh di bidang tata kelola, budaya kerja, dan model bisnis.

Langkah ini sejalan dengan visi besar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam mewujudkan Asta Cita, menuju Generasi Emas Indonesia 2045.

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menegaskan bahwa seluruh transformasi yang dijalankan perusahaan berakar pada semangat untuk menghadirkan layanan publik yang semakin transparan, efisien, dan berorientasi pada kepentingan bangsa.

Simon menyebut esensi dari seluruh transformasi Pertamina adalah peningkatan kualitas layanan publik, khususnya di SPBU dan sektor frontliner.

“Transformasi layanan publik adalah wajah nyata Pertamina yang setia pada rakyat dan merah putih, Pertamina berkomitmen transformasi pelayanan, meningkatkan standar kerja, dan menjadikan pesan masyarakat sebagai masukan berharga,” terang Simon, pada kegiatan memperingati Satu Tahun Pemerintahan Prabowo Gibran di Jakarta, 20 Oktober 2025.

Simon juga menegaskan pentingnya literasi edukasi kepada masyarakat, bahwa Pertamina terus berkontribusi nyata bagi negara, Pertamina selalu berupaya bertahan dan unggul di tengah tantangan global.

“Pertamina kini tengah melakukan transformasi besar-besaran di tiga bidang utama,” terang Simon.

Pertama, Tata Kelola (Governance): memastikan proses yang lebih transparan, efisien, dan patuh (compliance). Kedua, Budaya Perusahaan (Culture), membangun mindset progresif dan adaptif untuk menghadapi tantangan industri. Dan ketiga, Model Bisnis (Business Model), menyesuaikan dengan dinamika energi global melalui inovasi dan diversifikasi usaha.

“Sebagai BUMN energi, tugas utama Pertamina adalah memastikan ketahanan, keterjangkauan, dan keberlanjutan energi nasional. Kami bukan hanya entitas bisnis yang mencari keuntungan, tetapi juga agent of development bagi pembangunan nasional,” jelas Simon.

Simon melanjutkan, pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan energi nasional yang terus meningkat menuntut pasokan energi yang lebih besar dan berkelanjutan. Saat ini, sebagian besar sumber minyak dan gas Indonesia telah memasuki fase mature field, sehingga produksi mengalami natural decline.

“Tantangan kita adalah bagaimana meningkatkan produksi agar tidak terlalu bergantung pada impor. Pemerintah melalui arahan Presiden Prabowo mendorong peningkatan produksi migas nasional. Pertamina mengambil langkah strategis dengan teknologi, intervensi sumur, serta eksplorasi baru untuk menemukan cadangan migas yang bisa menambah produksi nasional,” ungkapnya.

Di samping itu, Pertamina juga menjalankan Dual Growth Strategy, yakni memaksimalkan bisnis eksisting, seperti peningkatan produksi hulu dan performa kilang. Mengembangkan bisnis rendah karbon (low carbon business), termasuk geothermal, biofuel, dan Pertamax Green 95 dengan 5% ethanol. Pertamina kini mengoperasikan kapasitas panas bumi 727 MW dari total 2,7 GW kapasitas nasional, serta berperan aktif dalam pengembangan B40–B50 Biofuel Program.