Ogan Ilir, Ruangenergi.com – Upaya mendorong pengembangan mini SPBU dan menjamin ketersediaan BBM untuk masyarakat, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ittifaqiah, Indralaya Mulia, Kec. Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, akhir pekan lalu.
Kepala BPH Migas, M. Fansrullah Asa bersama Tim BPH Migas disambut langsung Pimpinan sekaligus pemilik Ponpes Al Ittifaqiah bapak Drs. KH. Mudrik Qory M.A. , H. Muhammad Joni Rusli Ketua Yayasan, Ahmad Riyadh Pengawas Yayasan, Yopi Valentino Devisi Badan Usaha Milik Yayasan sambil diiringi sholawat 7.000 santri di Ponpes tersebut.
Kehadiran Kepala BPH Migas ke ponpes Al Ittifaqiah adalah dalam rangka mendorong pengembangan mini SPBU. Kehadiran mini SPBU diharapkan sebagai solusi untuk menjamin ketersediaan BBM pada wilayah yang jauh dari penyalur atau SPBU sekaligus sebagai motor penggerak perekonomian di daerah.
Dikatakan olehnya, saat ini di Ponpes Al Ittifaqiah tengah dibangun mini SPBU berupa Sub Penyalur BBM dan diharapkan 10 November bertepatan hari Pahlawan bisa diresmikan.
“Kita harapkan peresmian tersebut dapat menghadirkan Sekjend MUI, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ketum PB NU dan organisasi keagamaan serta ormas lainnya. Tujuan, agar bisa ditularkan sebagai unit usaha, dikembangkan di tempat lain, termasuk ummat agama lain, Kristen, Hindu, Budha,” terang Ifan, sapaan akrabnya, (19/10).
Ifan yang juga pernah nyantri di ponpes Al Ittifaqiah tersebut, saat SD kelas 5, menambahkan, satu hal yang mesti diyakini, doa tokoh agama, doa ulama itu makbul.
“Maka, agar berkah, penting saat peresmian hadirkan ulama, sekaligus pulangnya bisa tularkan ke yang lain,” bebernya.
“Sekolah boleh sampai ke Oxford, Harvard, tetapi kalau yang namanya barokah, doa para ulama yang makbul,” sambung Ifan.
Menurutnya, hal Ini sebagai wujud BPH Migas menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi saat acara Kongres Umat Islam beberapa tahun lalu dan juga BPH Migas sudah pernah mengundang PP Muhammadiyah juga PB NU, untuk sinergis dalam pengembangan sektor hilir migas di pesantren.
Ia mengungkapkan, sebagai solusi untuk menjamin ketersedian BBM di wilayah Sumatera Selatan yang belum ada atau jauh dari penyalur (SPBU), saat ini sedang dikembangkan mini SPBU berbasis kecamatan berupa Pertashop dan Sub Penyalur.
Pertashop menjual BBM Non subsidi dengan harga jual sama dengan SPBU dan direncankan akan dibangun pertashop 400 lokasi di Sumsel. Saat ini di Sumsel sudah ada 4 Pertashop yaitu 1 di Kab. Muara Enim, 2 di Ogan Komering Ilir dan 1 di Ogan Komering.
Sedangkan untuk Sub Penyalur diperuntukkan bagi konsumen yang sudah terdaftar dan menjual BBM solar subsidi dan premium dengan harga jual di SPBU ditambah ongkos angkut yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota.
Di Sumatera baru ada 2 lokasi yaitu di Kabupaten Ogan Ilir, Kec. Indralaya Selatan dan Pondok Pesantren Darussalam di Desa Serikembang Kecamatan Payaraman.
Terkait Sub Penyalur, Ifan berharap, nanti bisa dikembangkan di pesantren-pesantren lain sebagai salah satu unit usaha.
“Bukan itu saja, kita ini indonesia, tentu di lingkungan komunitas agama lain yang memungkinkan untuk dikembangkan, gak ada masalah, toh semua punya niat untuk kebaikan,” tukas Ifan.
Sebagai informasi, Pondok Pesantren Al Ittifaqiah, menjelang usianya yang ke 50 tahun (sejak 10 Juli 1967), sebuah kehormatan bagi Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah menjadi salah satu di antara dua puluh Pondok Pesantren yang masuk dalam buku “Pesantren-Pesantren Berpengaruh di Indonesia”, tepatnya di urutan ke-17.
Bersanding dengan beberapa pesantren yang populer di Indonesia lainnya, semisal Pondok Modern Darussalam Gontor, Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Madura, Pondok Pesantren Tebuireng Jombang dan Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta.