Jakarta, ruangenergi.com- bp Indonesia menyampaikan terdapat selisih antara target produksi yang dipatok di work program and budget (WP&B) tahun 2023.
Untuk mencapai ready for start up (RFSU) semula direncanakan di Desember 2022, tapi mundur karena dampak Covid-19 dan turunannya, sehingga tercapainya di bulan Juli 2023.
“Jadi terdapat selisih produksi di 2023.Tetapi seperti tadi disampaikan Pak Kepala SKK Migas, bahwa alhamdulilah Train III sudah berproduksi dan sudah diresmikan oleh Presiden pada tanggal 24 November 2023 yang lalu. Pada tahun 2023 itu terdapat produksi 7,5 kargo.Dari Train III saja sehingga menghasilkan realisasi 1,4 BCF di tahun 2023,” kata Hardi Hanafiah, Vice President Indonesia and Managing Counsel Asia PacificĀ BP Berau Ltd dihadapan Komisi VII DPR RI, Rabu (13/03/2024), di Jakarta.
Untuk tahun 2024, bp Indonesia menyampaikan baru saja selesai Turn Around ke-12 Kilang LNG Tangguh yang ada di Bintuni, Papua Barat.
“Kami selesai dua hari lebih cepat dari jadwal. Sekarang kami sedang lakukan ramp up produksi untuk mencapai kapasitas produksi penuh saat ini ada di angka 76% produksi. Mudah-mudahan tidak lama lagi tanpa ada kendala bisa mencapai full rate 100%,” tutur Hardi.
Hardi bercerita, untuk Train III bp Indonesia baru pula menyelesaikan repair atas kerusakan di salah satu pendingin ,JT Valve, tetapi proses full rate masih bp Indonesia lakukan bertahap agar tidak bertabrakan dengan proses yang dilakukan untuk full ratenya Train II.
“Tapi mudah-mudah angka 83% Train III yang kami capai hari ini, bisa nanti ditingkatkan setelah Train II mencapai kapasitas penuh,” urai Hardi menjelaskan dihadapan DPR.
bp Indonesia, lanjut Hardi, berharap mudah-mudahan mencapai target tahun ini 176 kargo dimana 54,4 kargonya diambil dari Train III saja.