kepala bph migas

BPH Migas: Perlu Percepat Alokasi Gas dan Kepastian Demand di Jawa Tengah

Batang,RuangEnergi.comKepala BPH Migas, M. Fanshurullah Asa mengatakan pihaknya melihat perlu ada percepatan alokasi gas dan kepastian demand di daerah Jawa Tengah

Terutama di Kabupaten Batang yang masih sangat rendah, walaupun saat ini sedang dibangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Guna meningkatkan demand, apabila dimungkinkan juga dibangun pabrik pupuk yang akan meningkatkan serapan gas sebesar 100 MMSCFD, seperti usulan saat audiensi dengan anggota Wantimpres Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya. Hal ini akan berdampak terhadap ketersediaan pupuk di Jawa Tengah akan senantiasa terpenuhi untuk perkebunan dan pertanian tanpa menunggu produk dari wilayah lain.

BPH MIGAS mencatat sudah dilakukan groundbreaking, HOA sudah siap, dan saat ini PT. Rukun Raharja menyatakan sudah siap menjadi calon investor yang akan mendanai proyek tersebut.

Jadi mestinya sudah berjalan saat ini. Konsesi 30 tahun berlaku dalam proyek ini, kalau pipa gas besar dan demandnya tinggi, maka peluang BEP bisa lebih cepat, gak sampai 30 tahun.

“Semoga Bupati berkenan menyambut dan mewujudkan usulan kami. Nanti pasokan gas diambil dari Lapangan Utilisasi Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) Bojonegoro yang dikelola Pertamina EP Cepu (PEPC) , yang sedang disiapkan , saya berharap 100 MMSCFD,” jelas Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa bersama Anggota Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam, dan Direktur Gas Bumi Sentot Harijady BTP melanjutkan kunjungan kerja dan audiensi dengan Bupati Batang H. Wihaji di Kantor Bupati Batang, (25/09/20).

Dengan harga gas yang lebih murah, menurutnya industri akan muncul dan serapan tenaga kerja akan signifikan.

“Tolong salam dan sampaikan Pak Gubernur, Pak Ganjar, untuk terus bantu dorong pipa Cisem bisa segera terwujud, BPH Migas sangat perlu penguatan dari pimpinan wilayah” tambah Ifan.

Tanggapan Bupati Batang

Bupati Batang, H. Wihaji, mengatakan bahwa  Kawasan Ekonomi Khusus di Batang menjadi kawasan yang ramah bagi investor.

“Para investor dari dalam maupun luar negeri, datang ke Batang, kita layani sebaik-baiknya dan Kabupaten Batang akan dapat berbagai keuntungan, utamanya lapangan pekerjaan.”jelas Wihaji

Buat Batang,lanjut Wihaji, ini semangatnya adalah untuk mengadakan lompatan-lompatan, meski  covid-19 sangat mempengaruhi. Semangatnya adalah merah putih, semata-mata untuk kepentingan Indonesia.

“Terkait rencana lompatan-lompatan besar inilah, tentu kami memerlukan arahan. Kadang-kadang ada ego antar Kabupaten, antar Dinas, bahkan antar Kementerian, tetapi intinya tetep lapangan kerja bagi rakyat. Kita perlu kepastian, listrik, air bersih, termasuk juga jaringan gas yang akan kita bangun ini.
Tapi tentu memang harus kompetitif, sehingga semua bisa mendapatkan margin. Termasuk juga kompetitif terhadap negara lain, sehingga produk-produk hasil industri bisa laku jika dijual keluar negeri.” jelasnya.

Wihaji mengatakan dirinya  setuju untuk dibangun pabrik pupuk di Batang, selain untuk menyerap gas juga untuk menjamin ketersediaan pupuk di Jawa Tengah.

Direktur Operasional KIW- Ahmad Fauzie Nur, Direktur KIPB- Wahyu Candra, dan Direktur Perumda-Purwaningsih, secara serempak menyampaikan perlunya ketersediaan alokasi gas untuk investasi di Batang dan juga harga gas yang kompetitif.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *