Bogor, ruangenergi.com- Dewan Energi Nasional (DEN) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) membahas Proyeksi Konsumsi Perkiraan Konsumsi Energi Sektor Transportasi.
FGD dibuka oleh Anggota DEN Agus Puji Prasetyono dan dihadiri oleh Anggota DEN yaitu Herman Darnel Ibrahim, Musri, Daryatmo Mardiyanto, As Natio Lasman, dan Yusra Khan, Perwakilan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Perwakilan Direktur Perencanaan Koorporat PT PLN (Persero), Perwakilan Pusat Kebijakan Keenergian ITB, Djoko Prasetio, Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan, serta perwakilan dari Kementerian Anggota DEN.
Dalam pembukaannya, Agus Puji mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan masukan, pandangan dan pemikiran tentang perkiraan konsumsi energi final jangka panjang 2020-2080 sektor Transportasi, yang akan digunakan untuk perumusan revisi KEN termasuk untuk kebijakan Transisi Energi.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini yakni memperoleh data proyeksi konsumsi energi jangka panjang sebagai bahan bakar (listrik dan non listrik) di sektor transportasi, per jenis transportasi dan per provinsi periode 2020 s.d. 2080 dari hasil kajian kementerian, lembaga penelitian, dan praktisi/akademisi, tambahnya.
Pada kesempatan ini, Risal Wasal Direktur Sarana Transportasi Jalan yang mewakili Dirjen Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan menyampaikan Program sektor transportasi terkait penggunaan energi yang berkelanjutan, antara lain dengan mengembangkan kebijakan pemanfaatan sumber energi matahari dan membangun listrik tenaga surya pada fasilitas transportasi (terminal, stasiun, pelabuhan dan bandara), menyusun roadmap penggunaan BBN dan gas untuk sektor transportasi serta memperbaiki manajemen transportasi dengan membangun Intelligent Transport System (ITS) dan Area Traffic Control System (ATCS).
Berdasarkan National Determined Contribution (NDC) mitigasi disektor transportasi, rencana aksi mitigasi di sektor transportasi terkait meningkatkan efisiensi energi disistem transportasi dan implementasi berbahan bakar rendah emisi atau bahan bakar berbasis EBT. Kementerian Perhubungan akan menyampaikan hasil kajian proyeksi kebutuhan energi transportasi darat, laut dan udara kepada DEN, ujar Rizal.
Direktur Perencanaan Korporat PT. PLN (Persero) yang diwakili Ira Savitri menyampaikan pada tahap pertama, PLN memasukkan sektor transportasi dalam kelompok pelanggan Bisnis. Pendekatan proyeksi melihat dari tren historis pasar mobil listrik di Indonesia. Asumsi perhitungan jarak tempuh minimum dan maksimum 8.500-18.800 km/tahun, jarak tempuh rata-rata 13.650 km/tahun dan konsumsi energi 0,189 kWh/km. Lalu tahun 2024 diproyeksikan kebutuhan listrik sebesar 99 GWh dan tahun 2030 dengan tren yang sama sebesar 133 GWh.
Selanjutnya Ira menambahkan pada tahap kedua, asumsi yang digunakan sebesar 80% penetrasi penjualan electric vehicle (EV) di tahun 2050. Adanya intervensi dukungan Pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, sebelum tahun 2025 ada industri baterai nasional, harga EV lebih murah dari internal combustion engine (IC), target EV sebesar 20% di tahun 2025. Hasil proyeksi tahun 2060 100% kendaraan yang dijual berbasis listrik EV. Maka dari itu penetrasi EV akan menambah 10% grid demand di tahun 2060. Kendaraan EV 179 juta dari total 245 juta kendaraan untuk asumsi mobil.
Retno Gumilang Dewi, Perwakilan Pusat Kebijakan Keenergian ITB menyampaikan menurut proyeksi ITB, peak emission di sektor transportasi berada di tahun 2030. Asumsi perhitungan distribusi populasi, trip per orang, jarak tempuh, dan modal share. Asumsi kebutuhan dan emisi gas rumah kaca (GRK), antara lain efisiensi energi, bauran bahan bakar, faktor emisi, energy service demand generation unit.
Namun, masih kesulitan menentukan tipe teknologi kendaraan sehingga diperlukan pendekatan backcasting, tipe pembangkit tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan, trip per orang. Kebutuhan energi untuk transportasi termasuk dari sektor rumah tangga, industri, dan komersial.
Menurut hasil proyeksi ITB, BBN akan mendominasi freight transport hingga tahun 2060 dan listrik mulai meningkat di tahun 2025 lalu mendominasi di passenger transport hingga tahun 2060. Sedangkan untuk jenis bahan bakar lainnya masih didominasi gasoline, ujar Retno.
Diakhir, Herman Darnel Ibrahim yang akrab di sapa HDI menambahkan DEN perlu memfasilitasi konsensus di Sidang Anggota DEN untuk kesepakatan menetapkan asumsi, indikator, dan tahapan waktu transisi energi (peak emission, net zero emission, dan transisi transformasi transportasi dengan meningkatnya kesejahteraan/PBD per Kapita), serta sumber daya energi yang akan disiapkan lebih realistis dalam jangka panjang.