Jakarta, ruangenergi.com- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan hingga saat ini pihaknya terus-menerus memonitor perkembangan geopolitik pasca serangan drone Iran ke Israel dan pengaruhnya bagi kegiatan ekspor gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) dan juga crude (minyak mentah) asal Indonesia untuk para pembeli di luar negeri.
SKK Migas mengklaim hingga saat ini untuk pengiriman belum ada gangguan dan pengaruh untuk buyer-buyer dari Asia.
“Masih dimonitor, sampai saat ini untuk pengiriman belum ada pengaruh untuk buyer-buyer dari Asia,” kata Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com Senin petang (15/04/2024), di Jakarta.
Terpisah, Corporate Secretary PT Pertamina International Shipping (PIS) M Aryomekka Firdaus memastikan tidak ada gangguan pengiriman LNG maupun Crude yang dilakukan armada tanker milik perusahaan tersebut ke pembeli luar negeri.
“Semenjak Red Sea (Laut Merah) memanas.. meskipun waktu itu ada beberapa tanker kita yang Alhamdulillah lewat jalur Red Sea dengan aman, namun untuk jalur kapal lainnya kami reroute ke Cape of Good Hope untuk faktor keamanan,” kata Aryomekka menjelasakan kepada ruangenergi.com.
Dalam catatan ruangenergi.com, kondisi global tengah berhadapan dengan ketegangan konflik antara Iran dengan Israel. Permusuhan terbaru antara Iran dan Israel dipicu serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu.
Iran kemudian melancarkan serangan balasan dengan menembakkan puluhan rudal balistik dan ratusan drone ke Israel pada Sabtu malam (13/4/2024).
Serangan itu, menurut Israel, berhasil digagalkan dan hanya mengenai sebuah pangkalan udara militer di Israel, tetapi tidak menimbulkan kerusakan serius.
