Isu Pembiayaan Transisi Energi Berkelanjutan

Jakarta, ruangenergi.com-Ketua Bidang ESDM APINDO, Eka Satria menjadi keynote speaker dalam Workshop SEF: Empowering Private Sectors for Energy Transition Finance in Unlocking Green Instruments through Investment Discovery Workshop”, Kamis (25/7/2024) di Jakarta.

Workshop ini merupakan rangkaian kegiatan kolaborasi APINDO dan GIZ untuk program Sustainable Energy Transition in Indonesia (SETI) yang dikoordinir oleh Ketua Komite Ekonomi Inklusif & Capacity Building Bidang UMKM APINDO Lishia Erza.

Eka mengungkapkan, isu pembiayaan transisi keberlanjutan seringkali menjadi salah satu hambatan para pengusaha untuk implementasi bisnis yang mengindahkan prinsip ESG secara terintegrasi.

Di APINDO hal ini menjadi salah satu isu prioritas yang kami juga sampaikan kepada pemerintah dalam Roadmap Perekonomian 2024-2029.

Ia mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar yaitu potensi energi terbarukan sebesar 3,686 GW dengan potensi total investasi USD 100 miliar hingga tahun 2030 dan membuka 2.5 juta lapangan pekerjaan.

Indonesia juga kaya akan sumber daya alam yang dibutuhkan untuk transisi energi: Cadangan Nikel terbesar di dunia, Timah (#2), Bauksit (#6), Tembaga (#7), dimana cadangan-cadangan ini merupakan komponen penting untuk Hilirisasi sumber daya alam domestik menjadi industri produk hijau (seperti manufaktur baterai, kendaraan listrik, dan panel surya). Indonesia juga berpotensi dapat menyerap ~1.5 GtCO2 melalui penangkapan karbon berbasis alam melalui komitmen restorasi alam. Selain itu, Indonesia juga memiliki keanekaragaman hayati yang kaya, yang dapat dimanfaatkan untuk menangkap karbon, dengan potensi nilai pasar karbon melebihi Rp 3.000 triliun.

Survei APINDO menunjukkan , (61,9%) pengusaha menilai akses pinjaman untuk keperluan bisnis tidak mudah, dan (43%) menilai suku bunga kredit perbankan dinilai sangat tinggi. Sehingga yang saat ini sangat dibutuhkan oleh pengusaha adalah suku bunga pinjaman yang kompetitif dan kemudahan akses pinjaman.

Menurutnya, sejumlah inisiatif dikembangkan untuk mendorong energi bersih, diantaranya Energy Transition Mechanism (ETM) oleh ADB, Just Energy Transition Partnership (JETP), dan beberapa instrument keuangan (green funds) yang dapat digunakan dalam pembangunan energi bersih.

Industri Hijau dapat menjadi kekuatan baru bagi daya saing industri Nasional dengan kolaborasi pemerintah dan dunia usaha: melalui Kolaborasi Dalam Pengembangan Ekosistem Produk Hijau dan Penyusunan dan Pengembangan Standar untuk Implementasi Industri Hijau.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *