Jakarta,Ruangenergi.com-Laporan keuangan PT Medco Energi Internasional (MEI) Tbk menyampaikan laba bersih pada Q1 2020 mengalami kerugian sebesar US$20 juta, dengan keuntungan dari segmen Migas dan Ketenagalistrikan, diimbangi dengan kerugian di Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT),seiring dengan berlanjutnya pengembangan fase 7.
Dalam laporan keuangan Medco melaporkan likuiditas tetap kuat dengan kas dan setara kas sebesar US$775 juta pada akhir Q1 2020, naik dari US$544 juta pada Q1 2019 dan US$595 juta pada akhir tahun 2019.
“Tahun 2020 ini akan diingat atas terjadinya penyebaran Covid19 secara global dan jatuhnya harga minyak maupun permintaan pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Disaat harga komoditas dan pasar modal mulai berangsur pulih, MedcoEnergi telah menanggapi dengan cepat tantangan ini dengan protokol ketat guna memastikan kesehatan dan keselamatan pekerja kami, serta melakukan penangguhan dan efisiensi pengeluaran sebesar lebih dari US$200 juta untuk menjaga kas dan mendukung neraca keuangan Perseroan. Meskipun harus melakukan pengurangan program belanja modal, saya senang atas keberhasilan kedua temuan eksplorasi kami di Natuna dan Ijen. ” kata Roberto Lorato, CEO MedcoEnergi dalam keterangan pers yang diterima ruangenergi.com,Kamis (27/8/2020) di Jakarta.
Dalam keterangannya,Medco melaporkan dari sisi finansial EBITDA US$181 juta. Laba kotor konsolidasi US$120 juta. Hutang bersih terhadap EBITDA1 3,0x. Likuiditas yang kuat dengan kas dan setara kas US$775 juta.
Sementara dari sisi operasional,Medco melaporkan produksi Minyak dan Gas 101 mboepd. Penjualan Tenaga Listrik Medco Power sebesar 694 GWh. Biaya produksi Minyak dan Gas US$7,7 per boe. Belanja modal sebesar US$67 juta
Ikhtisar Keuangan
Adapun ikhtisar Keuangan dilaporkan, penawaran Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang sebelumnya telah diumumkan berjalan sesuai rencana, dengan target penyelesaian pada awal September. EBITDA Q1 2020 sebesar US$181 juta, meningkat 13% dari US$160 juta pada Q1 2019 dari hasil akuisisi Ophir Energy Plc pada Juni 2019, melebihi penurunan 15% realisasi harga minyak (Q1 2020 US$51,3/bbl, Q1 2019 US$60,7/bbl). EBITDA Q1 2020 juga setara dengan Q4 2019 (US$183 juta) walaupun realisasi harga minyak turun 18% dibandingkan Q4 2019 (US$62,9/bbl).
Medco menyebutkan perusahaan telah melakukan lindung nilai sebesar 7,5% dari produksi tahun 2020 hingga 2021 pada harga rata-rata US$48/bbl dan US$42/bbl untuk memberikan buffer terhadap volatilitas harga kedepan. Belanja modal pada Q1 2020 sebesar US$67 juta, Minyak & Gas sebesar US$51 juta, dan Ketenagalistrikan sebesar US$16 juta, turun dari US$130 juta pada Q4 2019 menyusul penyelesaian awal pengembangan Fase 4B Bualuang di Thailand pada Desember 2019 serta penangguhan dan efisiensi atas program belanja modal tahun 2020.
Medco menyebutkan hutang bersih terhadap EBITDA1 pada akhir Q1 2020 adalah 3,0x, dengan hutang bersih sebesar US$1.961 juta turun dari US$2.038 juta pada Q4 2019. Pada bulan Agustus 2020, Perusahaan menggunakan Call Options terhadap obligasi (Senior Notes) 144A/Reg S sebesar US$400 juta, yang jatuh tempo pada 2022, dan telah melunasi semua hutang yang tersisa dari hasil tender offer yang sukses dilakukan pada awal bulan Maret.
“Dunia dan industri migas terus beradaptasi dengan tantangan yang luar biasa ini yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 dan rendahnya harga minyak. Medco Energi akan terus fokus dalam menjaga kesehatan dan keselamatan pekerja kami dan meminimalkan dampaknya terhadap bisnis Perseroan untuk dapat terus memenuhi komitmen terhadap para pemangku kepentingan,” jelas Hilmi Panigoro, Presiden Direktur MedcoEnergi
Penurunan Tingkat Hutang
Hal ini memungkinkan penurunan tingkat hutang lebih awal serta mengurangi biaya bunga di masa
depan. Pada Juni 2020 Perusahaan menandatangani Perjanjian dengan SKK Migas untuk beberapa PSC di Indonesia guna menjaga agar pendapatan Perusahaan dari produksi gas tidak berubah sementara menurunkan harga gas konsumen sesuai dengan Peraturan Menteri No.89K/2020 dan No.91K/2020.
Ikhtisar Operasional
Medco melaporkan produksi minyak dan gas pada Q1 2020 adalah 101 mboepd, meningkat 10% dari Q1 2019, akan tetapi turun 5% dari Q4 2019 sebagai akibat perpanjangan penghentian operasi Blok A Aceh pada 1Q 2020.
Blok A Aceh telah kembali beroperasi penuh pada awal Maret 2020 setelah berhasil menyelesaikan program pemeliharaan fasilitas terjadwal Central Processing Plant (CPP), yang diperpanjang guna menyelesaikan masalah stabilitas lahan yang disebabkan oleh curah hujan musiman yang sangat tinggi.
Di sisi lain,disebutkan biaya produksi Minyak dan Gas per unit pada Q1 2020 adalah US$7,7 per boe, sejalan dengan panduan setahun penuh dan stabil dibandingkan Q1 2019.
Medco juga melaporkan proyek pengembangan gas Meliwis di Madura Offshore PSC, Jawa Timur telah selesai dan dioperasikan dengan aman pada Juli 2020. Ladang ini dikelola melalui anjungan tak berawak untuk memasok gas ke industri lokal.
Dilaporkan pula,lapangan gas Paus Biru di PSC Sampang, lepas pantai Jawa Timur telah memperoleh persetujuan mitra dan SKK MIGAS untuk mengembangkan anjungan kepala sumur tak berawak.
Kemudian,program pengeboran eksplorasi di PSC South Natuna Sea Blok B telah berhasil dilakukan dengan penemuan komersial sumur Bronang-2 dan Kaci-2. Kedua sumur telah diuji dengan hasil gas kering berkualitas tinggi dan membuka beberapa kemungkinan adanya potensi baru untuk kedepannya. Dua sumur eksplorasi lanjutan akan dibor di Blok B sepanjang 2020.
Laporan Medco Power
Medco juga melaporkan, Medco Power,anak usaha dari MEI, menghasilkan penjualan 694 GWh pada Q1 2020, peningkatan 11% tahun ke tahun yang sebagian besar dihasilkan oleh kinerja yang lebih tinggi dari fasilitas Sarulla Geothermal.
Eksplorasi panas bumi di Blawan Ijen, Jawa Timur baru-baru ini berhasil menemukan reservoir uap pada sumur Ijen 6-1. Pengujian untuk menilai komersialitas sedang berlangsung sementara rig telah pindah untuk mengebor sumur eksplorasi lanjutan Ijen 5-1. Dua sumur eksplorasi berikutnya akan diselesaikan sebelum Q1 2021.
Dilaporkan juga,pembangunan CCGPP Riau telah mencapai 84% dan diperkirakan akan mulai beroperasi pada 2021. Medco Power juga memulai pekerjaan sipil untuk fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PV) 26MWp di Sumbawa dan berdiskusi dengan PLN untuk penyelesaian desain fasilitas PV 2x25MWp di Bali serta mengamankan lahan untuk proyek tersebut.
Medco melaporkan juga Amman Mineral Nusa Tenggara,anak usaha MEI yang memproduksikan mineral emas,disebutkan bahwa pada tahap ke-7 telah berhasil mengakses bijih produktif dengan peningkatan produksi mulai April 2020. Selama Q1 2020 AMNT memproduksi 45 Mlbs tembaga dan 16 Koz emas.
Komitmen Medco
MedcoEnergi berkomitmen untuk menjaga keselamatan di tempat kerja, kelangsungan bisnis, dan mematuhi protokol kesehatan dan keselamatan COVID-19 sesuai standar tertinggi. Medco mendukung masyarakat di sekitar operasi dalam memerangi COVID-19 melalui donasi peralatan medis dan alat uji, alat pelindung diri (APD), peralatan sterilisasi dan sanitasi ke rumah sakit, puskesmas dan klinik kesehatan.
Medco Energi mendukung masyarakat dengan melakukan kampanye edukasi yang berfokus pada
kebersihan diri, penggunaan masker dan pembatasan jarak sosial.