Jakarta, Ruangenergi.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan pentingnya pengembangan ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB). Apalagi Indonesia memiliki potensi besar dari sumber daya mineral, mulai dari nikel, bauksit, timah, maupun tembaga serta unit pemurnian (smelter), yang tengah digenjot di dalam negeri.
“Letak geografis yang menguntungkan bisa menjadikan Indonesia sebagai hub hilirisasi mineral dan industri teknologi energi bersih,” kata Arifin dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Saat menghadiri the 1st China-ASEAN Clean Energy Week (CACEW) di Hainan, China, Arifin menjelaskan, bahwa CACEW merupakan forum inisiasi Dewan Energi Nasional China (National Energy Administration of China), yang mana Kementerian ESDM sebagai co-chair.
“Forum itu merupakan kali pertama digelar antara China dan ASEAN untuk mendiskusikan transisi energi dan pengembangan energi bersih yang berkelanjutan termasuk isu kebijakan, standar teknis, dan pembiayaan hijau,” ungkapnya.
Melalui forum tersebut diharapkan kerja sama regional terkait bersih di kawasan China-ASEAN semakin diperkuat.
Menurut dia, pesatnya industri dan inovasi teknologi China disebut dapat memperkuat mitra kerja sama China-ASEAN, sehingga memberikan manfaat terbaik bagi seluruh masyarakat.
“Kolaborasi yang setara dan saling menguntungkan dengan calon mitra negara sangat penting untuk mengembangkan industri hilir,” ujar Arifin.
Lebih jauh ia mengatakan, posisi Indonesia sebagai bagian dari negara ASEAN mempunyai rancangan pengembangan interkonektivitas atausuper grid di masa mendatang.
Pihaknya berharap, ide itu mampu menekan intermiten antarpulau dan meningkatkan interkonektivitas berbasis energi bersih.
“Interkonektivitas (<span;>super grid<span;>) ini akan mengoptimalkan pemanfaatan sumber energi terbarukan dan menciptakan sistem energi berkelanjutan di seluruh Indonesia,” katanya.
Menteri Arifin mengatakan peningkatan kerja sama energi di kawasan ASEAN dengan China terus mengalami pertumbuhan positif di tengah berbagai tantangan global.
ASEAN dinilai sebagai mitra strategis pembangunan dan diharapkan memberikan dampak positif bagi ekonomi kawasan.
“Integrasi ini diharapkan berkah bagi pengembangan transisi energi bersih di ASEAN yang memiliki potensi meyakinkan,” ujarnya.
Arifin melanjutkan kehadiran super grid<lm tak lepas dari kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki sumber daya energi terbarukan yang potensial, yaitu lebih dari 3.600 gigawatt (GW).
“Sebanyak 4,7 GW tenaga surya akan dikembangkan hingga 2030. Sementara target jangka panjang 421 GW atau 60 persen dari total kapasitas pada 2060,” katanya.(SF)