Jakarta, ruangenergi.com – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dengan bangga menyoroti pentingnya peran perempuan dalam industri. Selama ini, sektor minyak dan gas dianggap eksklusif, hanya diperuntukkan bagi laki-laki.
Namun, seiring perkembangan zaman, talenta terbaik cenderung mencari perusahaan yang berkomitmen terhadap keragaman dan inklusi.
Perusahaan yang memprioritaskan kesetaraan gender akan lebih menarik bagi calon kandidat, baik laki-laki maupun perempuan, yang menghargai lingkungan kerja yang adil dan inklusif.
PHR juga merasa bangga karena Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, berhasil meraih peringkat ke-47 dalam daftar Fortune’s Most Powerful Women 2024.
Di banyak industri, terutama yang secara tradisional didominasi laki-laki seperti teknologi dan teknik, mencapai kesetaraan gender masih menjadi tantangan besar. Namun, menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan adil tidak hanya penting dari segi moral, tetapi juga memberikan keunggulan strategis.
Lysa Aryanti, seorang engineer yang menjabat sebagai Senior Manager Well Development di PHR sekaligus Ketua PERTIWI (Asosiasi Karyawati Pertamina Hulu Rokan), menyampaikan beberapa alasan mengapa kesetaraan gender sangat penting di lingkungan kerja yang didominasi laki-laki.
“Beragam perspektif mendorong inovasi. Keragaman gender membawa berbagai sudut pandang dan pendekatan yang berbeda dalam pemecahan masalah. Perempuan sering kali membawa pengalaman dan pandangan yang unik, yang dapat menghasilkan solusi lebih inovatif. Penelitian telah menunjukkan bahwa tim yang beragam lebih kreatif dan lebih baik dalam menyelesaikan masalah kompleks,” ujar Lysa pada Jumat (11/10/2024) di Jakarta.
Tim dengan keragaman gender juga membuat keputusan yang lebih baik. Sebuah studi yang dilakukan oleh Cloverpop menemukan bahwa tim inklusif membuat keputusan bisnis yang lebih baik hingga 87%. Ini karena tim yang beragam mempertimbangkan lebih banyak opsi dan kecil kemungkinan terjebak dalam pemikiran kelompok.
“Di Pertamina, kami memiliki role model perempuan yang luar biasa, seperti Direktur Utama dan Direktur Keuangan Pertamina Persero. Kami berupaya menampilkan kinerja terbaik di tingkat anak perusahaan. Saat ini, 15% karyawan PHR adalah perempuan yang menduduki berbagai posisi dan fungsi di PHR, angka yang cukup baik untuk ukuran industri minyak dan gas di Indonesia,” ungkap Rina Mariama, Pjs VP Human Capital PHR.
Rina juga menekankan bahwa meningkatkan kepuasan dan retensi karyawan merupakan hal penting dalam menciptakan kesetaraan gender.
“Lingkungan kerja yang inklusif, di mana semua karyawan merasa dihargai dan dihormati, akan meningkatkan kepuasan kerja dan menurunkan tingkat turnover. Ketika perempuan melihat peluang untuk berkembang dan merasa didukung, mereka cenderung tetap bertahan di perusahaan, sehingga mengurangi biaya yang terkait dengan pergantian karyawan,” tambah Rina.