2020, Pendapatan Pertamina Diprediksi Anjlok 45 Persen


Jakarta, Ruangenergi.com – PT Pertamina (Persero) memproyeksikan pendapatan perusahaan tahun 2020 bakal turun drastis akibat anjloknya penjualan bahan bakar minyak (BBM) karena pandemi Covid-19. Prediksinya pendapatan Pertamina bakal anjlok mencapai 45% dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020 yang sebesar USD 58,3 miliar.
Menurut Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, selain penjualan BBM terdapat dua skenario yang membuat pendapatan Pertamina terpuruk. Pertama, skenario berat dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) USD 38 per barel, pendapatan perusahaan bisa turun 38% dari RKAP 2020. 
Sedangkan pada skenario sangat berat, kata dia, ICP diasumsikan turun ke USD 31 per barel dan nilai tukar rupiah Rp 20.000 per dolar AS. “Dari skenario kedua itu, pendapatan perusahan diprediksi turun hingga 45% karena penurunan ICP sangat berdampak dengan bisnis hulu pertamina, jadi luar biasa di atas 40%,” kata Nicke di Jakarta, Minggu (19/4).
Nicke mengatakan, penjualan  BBM Pertamina tercatat mengalami penurunan sepanjang sejarah akibat terdampak pandemi Covid-19. Berdasarkan laporan perusahaan sepanjang Maret 2020 penjualan BBM Pertamina secara nasional anjlok sebesar 34,6% dibandingkan rata-rata penjualan Januari-Februari. “Situasi seperti ini belum pernah terjadi. Jadi kalau dilihat, ini adalah sales terendah sepanjang sejarah Pertamina,” ujarnya.
Ia menjelaskan, pada Januari hingga Februari, penurunan penjualan BBM masih di level 16,78%. Namun sejak pemerintah meminta para karyawan bekerja dari rumah (Work From Home/WFH) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penurunannya sangat tajam.
“Sedangkan penurunan penjualan terjadi terutama di kota-kota besar seperti DKI Jakarta, Bandung, Makassar dan kota besar lainnya. Rinciannya, penjualan BBM Pertamina di DKI Jakarta turun mencapai 59%, Bandung 57%, Makassar 53%, dan kota-kota lain mencapai di atas 40%,” papar Nicke.
Tidak hanya itu, kata dia, penjualan bahan bakar  avtur untuk maskapai merosot tajam hingga mencapai 60% karena banyak penerbangan tidak jalan. Selain itu, penjualan BBM untuk industri dan korporat juga turun karena mulai banyak yang tidak beroperasi. “Tentu ini akan berdampak besar terhadap operasional kilang dan kinerja keuangan Pertamina,” tambahnya.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, meskipun permintaan BBM menurun tajam, seluruh kegiatan distribusi BBM dan SPBU tetap beroperasi dengan tetap menjalankan HSSE dan protokol pencegahan Covid-19 secara ketat. 
Pertamina, kata dia, akan terus memantau perkembangan, mengingat kebutuhan BBM untuk pengiriman logistik masih berjalan, sehingga energi harus tersedia dengan aman. “Selama Ramadhan dan Idul Fitri, Pertamina juga akan tetap mengoperasikan SPBU di seluruh jalur utama, karena kemungkinan kebutuhan BBM untuk logistik akan meningkat,” kata Fajriyah.(Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *