Restrukturisasi Pertamina Dorong Distribusi Energi Makin Efisien

Jakarta, Ruangenergi.com – Sejalan dengan restrukturisasi yang telah berjalan setahun terakhir, PT Pertamina (Persero) telah berhasil menekan cost inventory menjadi 47,9 juta barel atau setara dengan dengan US$3,1 miliar.

Sebelumnya, 2020 totalnya sebesar 80 juta barel atau setara US$5,2 miliar. Sehingga terdapat penurunan biaya 40 persen atau US$2,1 miliar yang dapat digunakan untuk aktivitas lainnya.

Menurut Direktur Logistik & Infrastruktur Pertamina Mulyono, penghematan tersebut diperoleh dari upaya integrasi operasional yang telah berjalan di Direktorat Logistik dan Infrastruktur Pertamina di tingkat holding.

“Peran strategis sebagai integrator operasional tersebut untuk memastikan distribusi energi ke seluruh pelosok negeri berjalan aman dan lancar,” ujar Mulyono di Jakarta, Selasa (27/7/2021).

Sebagai integrator operasional, kata dia, seluruh penugasan-penugasan dari pemerintah ke Pertamina mulai dari pendistribusian bahan bakar Jenis BBM Tertentu (JBT) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP).

“Juga distribusi LPG 3 kg kepada masyarakat, penyaluran BBM 1 Harga, pembangunan infrastruktur BBM/LPG di Indonesia Bagian Timur, dan gasifikasi di 56 pembangkit PLN, harus dipastikan berjalan dengan baik,” ujarnya.

Dengan tugas tersebut,lanjut dia, Direktorat Logistik dan Infrastruktur harus memastikan keandalan seluruh infrastruktur dan jaringan distribusi yang dimiliki holding sehingga bisa berjalan sinergis di tengah restrukturisasi yang sedang dijalankan.

“Hal ini menjadi concern kami agar masing-masing subholding, anak perusahaan dan afiliasinya tidak berjalan sendiri-sendiri. Semuanya harus inline karena saat ini infrastruktur yang kami jalankan harus sesuai dengan kebutuhan market dan energy mix,” paparnya.

Mulyono menambahkan, keseimbangan antara layanan masyarakat dan optimasi target keuntungan untuk Pertamina harus terpenuhi, dengan cara menekan biaya, sinergi, dan optimasi di semua subholding.

Menurutnya, masing–masing subholding harus mandiri dan lincah untuk mengambil keputusan yang efektif dan efisien. Catatannya, subholding harus fokus melakukan efisiensi, namun efisiensi ini tetap harus memberikan manfaat atau benefit bagi Pertamina Group.

“Kita juuga terus melakukan percepatan dan sinergi untuk penugasan proyek pemerintah dan pembangunan infrastruktur distribusi energi. Tak hanya cepat, proyek juga dipastikan harus mendukung,” pungkasnya.(Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *