Dampak Pandemi, SKK Migas Revisi Target Bisnis Hulu Migas

Jakarta, Ruangenergi.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah melakukan review terhadap sejumlah target bisnis di hulu migas, sebagai respon atas merebaknya wabah covid-19 yang memukul sektor ekonomi secara nasional.

Menurut Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, faktor rendahnya harga minyak dan LNG (liquid natural gas) di tengah pandemi covid-19 turut berdampak pada besaran investasi sektor hulu migas.

Awalnya, kata dia, investasi ditargetkan USD13,8 miliar, namun karena adanya pandemi capaian maksimal diperkirakan hanya akan mencapai USD11,8 miliar. “Hingga Mei, investasi hulu migas mencapai USD3,93 miliar,” ujar Dwi Soetjipto dalam keterangannya, Kamis (11/6).

Kendati demikian, kata Dwi, SKK Migas telah melakukan beberapa upaya untuk memaksimalkan investasi hulu migas, yakni melakukan open data dan promosi open area, menjaga keekonomian wilayah kerja, efisiensi biaya, dan memaksimalkan One Door Service Policy untuk mempercepat perizinan.

Pihaknya berharap, langkah-langkah tersebut dapat membantu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) memaksimalkan kinerjanya disaat sulit seperti ini. Selain target investasi, SKK Migas juga melakukan penyesuaian terhadap target lifting minyak sebesar 705 ribu bopd, turun dari target awal 755 ribu. “Selain itu untuk produksi gas, turunnya tingkat penyerapan gas oleh pembeli membuat target produksi juga ikut turun hingga 15 persen,” kata Dwi.

Dengan penyesuaian-penyesuaian target tersebut, lanjut Dwi, saat ini SKK Migas berupaya untuk menjamin proyek-proyek yang akan on stream di tahun 2020 dapat berjalan tepat waktu.

“Untuk Kuartal 3 2020, SKK Migas menargetkan 5 proyek migas akan onstream yaitu Lapangan MSTB Fase-1 WK Malacca Strait, Lapangan Cantik WK Belida, Kompresor Betung dan SKG-19 Musi Timur WK Indonesia Pt. Pertamina EP, Lapangan Meliwis WK Madura Offshore, dan Lapangan Peciko 8A WK Mahakam. Kami optimis dengan adanya tambahan produksi dari proyek-proyek ini dapat membantu tercapainya target lifting akhir tahun,” papar Dwi.

Dari 5 proyek yang sudah on stream di 2020 ini, SKK Migas mencatat adanya potensi penambahan produksi migas hingga 3.182 bopd untuk minyak dan 109,5 MMscfd untuk gas. “Saat ini tidak ada lapangan yang dimatikan, namun tingkat produksinya memang melambat,” ucapnya.

SKK Migas juga mencatat realisasi lifting migas nasional hingga Mei 2020 mencapai 1,712 juta barel setara minyak per hari (boepd). Realisasi ini terdiri dari lifting minyak 701 ribu barel per hari (bopd) dan lifting gas 5.658 juta kaki kubik per hari (MMscfd) atau setara 1.010 ribu barel minyak ekivalen perhari (boepd).

“Lifting migas ini mencapai 90 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sebesar 1,946 juta boepd,” tutup mantan Dirut Pertamina ini.(Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *