Jakarta, Ruangenergi.com – Upaya meningkatkan target produksi lifting minyak 1 juta barel per hari, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan bahwa Indonesia masih memiliki cekungan cukup banyak.
Dalam data yang di dapat ruangenergi.com, banyak cekungan sedimen di Indonesia yang belum dieksplorasi, hal itu dikarenakan data-data masih sangat terbatas (68 Cekungan Sedimen belum dieksplorasi).
Selain itu, kebutuhan akan peningkatan kualitas data dasar Geologi, Geofisika dan Geokimia untuk meningkatkan minat investasi di bidang hulu migas.
Tujuannya yakni untuk menyiapkan rekomendasi wilayah kerja migas yang berkualitas di area terbuka untuk ditawarkan oleh Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas), Kementerian ESDM.
Pasalnya, pada 2017 lalu, Badan Geologi melakukan akuisisi lintasan seismik 2D sepanjang 1600 km di Blok Arafura Selatan.
Aptian Shoreface Sand telah terbukti menjadi reservoir di lapangan-lapangan Gas di Papua New Guinea. Permian Sand juga terbukti menjadi reservoir di lapangan migas Australia Bagian Utara.
Identifikasi dua lead di blok ini memiliki play Aptian prograding shoreface dan Permian fluvio-deltaic lacustrine pinchout, dengan total sumberdaya potensial P50 untuk skenario gas sebesar 7.36 TCF dan untuk skenario minyak sebesar 6144.54 MMBO.
Sebelumnya, pada 2016, Badan Geologi melakukan akuisisi passive seismic tomography (PST) dan rembesar mikro seluas 1900 km persegi yang berada di Kabupaten Mimika. Target reservoir pada Blok Boka sama dengan reservoir yang mengandung gas di Lapangan Tangguh (Jurrasic Sandstone).
Identifikasi empat lead di blok ini dengan Jurassic sand play, memiliki total sumberdaya potensial P50 untuk skenario gas sebesar 1.1 TCF dan untuk skenario minyak sebesar 930 MMBO.
Berdasarkan data gravity, diinterpretasikan adanya lokasi prospek lain di Area Boka dimana besar total sumberdaya potensial P50 memiliki peluang 5 kali lebih besar.
Sementara, terdapat sebanyak 12 area RWK dengan ketersediaan data bawah permukaan dan data permukaan lengkap, di antaranya :
1. RWK Teluk Bone Utara, lead 11, dengan sumber yang mampu diserab sebanyak 239,79 MMBO dan 1,16 TCF.
2. RWK Misool Timur, lead 5, dan sumber yang mampu diserap sebanyak 69,94 MMBO dan 0,26 TCF.
3. RWK Atsy, lead 11, potensi yang terserap sebanyak 750 MMBO dan 0,9 TCF.
4. RWK Mamberamo, lead 3, yang mampu terserap sebanyak 7,58 TCF.
5. RWK Boka, lead 4, mampu menyerap sebanyak 930 MMBO dan 1,1 TCF.
6. RWK Buru, 16 lead 1 prospek, mampu menghasilkan sebanyak 118,54 MMBO dan 0,12 TCF.
7. RWK Aru-Tanimbar Offshore, lead 10, menghasilkan sebanyak 0,14 TCF.
8. RWK Biak, lead 2, mampu menghasilkan sekitar 8,44 MMBO dan 0,01 TCF.
9. RWK Wamena, lead 3, mampu menghasilkan sekitar 263,75 MMBO dan 0,40 TCF.
10. RWK Sahul, lead 8, mampu menghasilkan sekitar 575 MMBO dan 0,7 TCF.
11. RWK Selaru, lead 2, mampu menghasilkan sekitar 4.060 MMBO dan 4,8 TCF.
12. RWK Arafura Selatan, lead 2, mampu menghasilkan sekitar 6.144,54 MMBO & 7,36 TCF.
Kemudian, di bidang pertambangan batubara, total keseluruhan Sumberdaya sebanyak 149,00 Miliar Ton, dengan cadangan sebanyak 37,60 miliar ton.
Untuk itu, Pemerintah telah memiliki program prioritas untuk pemanfaatan dan pengembangan batubara, yakni, Pengungkapan Potensi Peningkatan Status Sumberdaya; Evaluasi potensi dan Peningkatan Nilai Tambah; dan Diseminasi Data dan Informasi.
Di sektor Panas Bumi, Pemerintah menyebut potensi yang terkandung cukup besar (23,9 GW), tetapi pemanfaatan baru 8,9% (2.130,6 MW).
Wilayah Panas Bumi yang ditawarkan dengan data eksplorasi hasil survei geosains terdahulu dinilai industri panas bumi masih memiliki risiko sumber daya yang sangat tinggi sehingga mempengaruhi keekonomian proyek.
Melalui Badan Geologi Kementerian ESDM, pemerintah telah melaksanakan kegiatan eksplorasi Panas Bumi untuk meningkatkan competitiveness harga listrik Panas Bumi.
Dalam Undang-Undang nomor 21 tahun 2014 tentang Panas Bumi, Pasal 17 menyebut bahwa Penetapan wilayah oleh Menteri dilakukan berdasarkan hasil Survei Pendahuluan (SP) atau Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (SPE).
Dalam Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 2017 tentang Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung, Pasal 9 menyatakan bahwa Menteri melakukan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi pada Wilayah Terbuka Panas Bumi. Kemudian, dalam Pasal 32 menyatakan Menteri dapat melakukan penambahan data pada WKP meliputi survei rinci geologi, geofisika dan geokimia, survei landasan suhu, pengeboran sumur uji dan atau pengeboran sumur eksplorasi.
Mengakuisisi data 3G Panas Bumi, Pemerintah telah memiliki rencana lokasi kegiatan panas bumi tahun anggaran 2021, diantaranya, Tampomas, Kab. Sumedang, Jawa Barat; Gunung Ciremai, Kab. Kuningan, Jawa Barat; Gunung Endut, Kab. Lebak, Banten; Sembalun, Kab. Lombok Timur, NTB; Cisolok Sukarame, Kab Sukabumi, Jawa Barat; Nage, Kab. Bajawa, NTT; Bittuang, Kab. Toraja, Sulawesi Selatan; serta Marana, Kab. Donggala, Sulawesi Tengah.
Pengeboran slim hole akan dilakukan di Cisolok Sukarame, Kab Sukabumi, Jawa barat (2 Slim Hole); Nage, Kab. Bajawa, NTT (2 Slim Hole); Bittuang, Kab. Toraja, Sulawesi Selatan (2 Slim Hole).
Milestones pelaksanaan program eksplorasi panas bumi dalam empat tahun mendatang yang akan dilakukan oleh Pemerintah, dengan total kebutuhan Anggaran TA 2020 – 2024 sebesar Rp 7.150,81 Miliar, (surat Menteri ESDM ke Menteri Keuangan No. 223/09/MEM.E/2020 tgl 13 Juli 2020).
Di 2020 dengan anggaran Rp. 5,2 Miliar dilakukan untuk Perencanaan, Penyiapan regulasi dan SOP pelaksanaan, Pemilihan lokasi prospek, Sosialisasi dan koordinasi, serta Perizinan.
Di 2021, Pemerintah akan Akuisisi geosains pada 8 prospek, Penyiapan infrastruktur pada 3 prospek (Cisolok Cisukarame, Nage, Bittuang), Pengeboran eksplorasi masing-masing 2 slim hole pada 3 prospek (Cisolok Cisukarame, Nage, Bittuang), Pengujian sumur (PTS), dan Monev, sehingga total anggaran sebesar Rp. 445,31 Miliar.
Di 2022, Pemerintah kembali akan akuisisi geosains pada 8 prospek, Penyiapan infrastruktur di 7 prospek, Pengeboran eksplorasi pada 7 prospek, Pengujian sumur (PTS), Penyiapan infrastruktur di 8 prospek, dan Monev, sehingg total anggaran sebesar Rp 3.254,09 Miliar.
Di 2023, Pemerintah akan akuisisi geosains pada 4 prospek, Pengeboran eksplorasi pada 8 prospek, Pengujian sumur (PTS), Penyiapan infrastruktur di 4 prospek, serta dengan melakukan Monev, Dengan total anggaran sebesar Rp 2.182,35 Miliar.
Di 2024, Pemerintah berencana untuk melakukan pengeboran eksplorasi masing-masing 4 prospek, Pengujian sumur (PTS), Evaluasi hasil pelaksanaan Program, serta Eksplorasi Panas Bumi oleh Pemerintah, dengan total anggaran sebesar Rp 1.263,88 Miliar.