PTAR Pelepasliaran Dua Harimau Sumatra ke Taman Nasional Kerinci Seblat

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, Ruangenergi.com – PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, kembali mendukung upaya pelestarian harimau Sumatra melalui pelepasliaran dua harimau Sumatra “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” ke Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) pada 7-8 Juni 2022.

Pelepasan “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” ke habitat alami adalah hasil kerjasama Yayasan Persamuhan
Bodhicitta Mandala Medan (YPBMM) pengelola Sanctuary Harimau Sumatra Barumun, Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara,
dan PTAR.

Menurut Presiden Direktur PTAR, Muliady Sutio, pihaknya memfasilitasi proses pelepasliaran dengan menyediakan helikopter dan pilot yang kompeten untuk membawa “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” dari Bandara Depati Parbo, Sungai Penuh, Jambi, menuju Zona Inti TNKS di Kabupaten Kerinci, Jambi.

“Translokasi keduanya ke TNKS menggunakan helikopter dengan metode longline – kandang digantung sepanjang 60 meter di badan helikopter,” kata Muliady dalam keterangan persnya yang diterima Ruangenergi.com di Jakarta, Rabu (08/6/2022).

Ia menyatakan dukungan PTAR dalam melepasliarkan harimau Sumatra ini
merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk melanjutkan program pengelolaan lingkungan yang fundamental, terstruktur, dan kolaboratif dengan seluruh pemangku kepentingan.

“Kami terus berupaya memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk dalam hal konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati, pemberdayaan masyarakat, serta kesehatan dan keselamatan lingkungan.
Konservasi Harimau Sumatra ini salah satunya,” ujar Muliady.

Sementara itu, Plt. Kepala BBKSDA Sumatra Utara, Irzal Azhar, memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung keberlangsungan hidup “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” sejak berada di Sanctuary Harimau Sumatra Barumun hingga dilepaskan ke TNKS.

Ia berharap dua harimau tersebut mampu bertahan hidup di habitat alaminya setelah dilepasliarkan. Menurutnya, selama “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” berada di dalam Sanctuary Harimau Sumatra Barumun, BBKSDA Sumut mendapat dukungan dari Yayasan Persamuhan Bodhicitta Mandala Medan (YPBMM), TFCA Sumatera, PT Agincourt Resources, dan pengamatan medis oleh dokter hewan.

“Sekitar 3,5 tahun lamanya “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” dirawat secara alami bersama induknya di Sanctuary Harimau Sumatra Barumun. Mereka adalah hasil breeding dari induk korban konflik satwa liar bernama penanda Gadis dan Monang,” kata Irzal.

Lebih jauh ia mengatakan, bahwa “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” dalam kondisi sehat dan siap lepasliar ke habitat alaminya setelah menjalani serangkaian tahapan persiapan, mulai pengamatan perilaku harian, analisis perilaku, hingga pemeriksaan kesehatan.

“TNKS dipilih sebagai lokasi pelepasliaran “Surya Manggala” dan “Citra Kartini” karena memiliki pakan cukup bagi harimau Sumatra dan dinilai sebagai habitat yang ideal. Lokasi zona inti kawasan TNKS pun jauh dari pemukiman masyarakat,” jelasnya.

Taman nasional terbesar di Pulau Sumatra itu memiliki rangkaian tidak terputus tipe ekosistem hutan dataran rendah, pegunungan, hutan pinus tropis alami, hutan rawa gambut, rawa air tawar, dan juga danau. Di TNKS terdapat lebih dari 371 jenis burung, lebih dari 85 jenis mamalia, 7 jenis primata, 6 jenis amfibi, dan 10 jenis reptilia.

Dua spesies kunci yang menjadi fokus pengelolaan adalah harimau Sumatra dan gajah Sumatra.

Komitmen Dukung Keanekaragaman Hayati

Sementara Wakil Presiden Direktur PTAR, Ruli Tanio, menambahkan komitmen PTAR dalam konservasi harimau tidak hanya terjadi kali ini, melainkan pernah dilakukan sebelumnya, yakni pada November 2020. Saat itu, PTAR memfasilitasi pelepasliaran Harimau Sumatra “Sri Nabila” di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh.

Selain itu, PTAR juga mendukung Sanctuary Harimau Sumatra Barumun dalam bentuk donasi kendaraan pengangkut satwa dan dukungan operasional terutama yang dimanfaatkan dalam pemenuhan nutrisi satwa.

“Kami terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah, pihak berwenang, lembaga swadaya masyarakat, dan pemangku kepentingan lain di Sumatra Utara dan Tapanuli Selatan, khususnya di Batangtoru, untuk mengidentifikasi program konservasi terbaik. Dengan demikian, PTAR dapat secara maksimal membantu melestarikan hutan hujan tropis,” papar Ruli.

Ia menegaskan bahwa PTAR selalu memperhatikan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dengan terus
meminimalkan dampak operasional terhadap keanekaragaman hayati di hutan Batangtoru. Upaya yang dilakukan yakni rehabilitasi, reklamasi, dan penanaman kembali.

“Sebelum membuka lahan, kami akan memastikan tidak ada flora dan fauna dilindungi yang terganggu dengan cara melakukan pemantauan dan survei yang komprehensif,” ujarnya.

Komitmen kuat PTAR dalam mengelola lingkungan dan menjaga keanekaragaman hayati terbukti melalui sejumlah penghargaan. Pada Juni 2022, PTAR memperoleh penghargaan Terbaik (Significant Achievement) di ajang Indonesia Sustainable Business Award 2022 yang digagas Global Initiatives dan PwC Singapura dan Indonesia untuk kategori Land Use & Biodiversity.

Penghargaan ini diberikan atas komitmen PTAR dalam rehabilitasi dan pemulihan ekosistem hutan secara berkelanjutan. Selain itu, PTAR meraih penghargaan dari Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (DJKSDAE) Kementerian LHK pada akhir 2021 atas partisipasi PTAR dalam merawat dan melepasliarkan harimau Sumatra Sri Nabila ke Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh.(Red)