Jakarta,ruangenergi.com– Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan akibat adanya temuan retak bocor halus di pipa Kilang LNG Tangguh Train I yang dioperasikan bp Berau Ltd,anak usaha dari bp PLC, maka selama 4 sampai 5 hari stop produksi.
Kegiatan penggantian T-spool pada jalur Regent Gas Heater (RGH)) di Train 1. Estimasi kegiatan 7 -12 Juni 2022.
“Bukan turn around …. ditemukan crack/retak bocor halus di pipa maka perlu kita perbaiki…cut and replace T-spool...Sekitar 4-5 hari down…. tidak kompromi terkait HSSE (health,safety,security,environment),” kata Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno kepada ruangenergi.com, Rabu Malam (08/06/2022) di Jakarta.
Julius menegaskan, kebocoran disebabkan karena faktor perubahan temperatur fluida yang ekstrem tinggi-rendah.
“Itu sebabnya SKK Migas sedang review dan investigasi root cause nya,” pungkas Julius.
Tangguh mulai berproduksi pada tahun 2009, hanya empat tahun setelah memperoleh persetujuan dari Pemerintah. Kini, Tangguh telah beroperasi sesuai kapasitasnya, dan pengembangan sedang berlangsung untuk menambah satu kilang LNG baru (Train 3) lagi di Tangguh.
Tangguh LNG merupakan suatu pengembangan dari enam lapangan gas terpadu yang terletak di wilayah Kontrak Kerja Sama (KKS) Wiriagar, Berau dan Muturi di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Cadangan gas ditemukan pada pertengahan tahun 1990-an oleh Atlantic Richfield Co. (ARCO). Tangguh LNG dioperasikan oleh BP Berau Ltd. (100% milik bp). Anak perusahaan lain milik bp lainnya dalam pengembangan Tangguh LNG ini adalah BP Muturi Holdings B.V., BP Wiriagar Ltd. dan Wiriagar Overseas Ltd. – sehingga membuat bp memiliki 40.22% kepemilikan di Tangguh LNG.
Mitra-mitra kerja lainnya:
MI Berau B.V. (16.30%)
CNOOC Muturi Ltd. (13.90%)
Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd. (12.23%)
KG Berau Petroleum Ltd (8.56%)
KG Wiriagar Petroleum Ltd. (1.44%)
Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc. (7.35%)