Mirza Mahendra: Safety is Everyone Concern, Safety Awarness and Culture Harus Terbangun

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.comDirektur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Mirza Mahendra mengingatkan memang safety harus ada top management comitmment yang di narasikan dalam bentuk program kerja dan anggaran yang nyata.

Terkait RCA (Root Cause Analysis) runtunnya sesuai dengan praktik di lapangan, yang utama dari hal itu adalah lesson learned yang disosialisasikan sehingga diharapkan dapat memitigasi hal tersebut terulang.

“Safety is everyone concern, safety awarness and culture harus terbangun.Memang safety harus ada top management comitmment yang di narasikan dalam bentuk program kerja dan anggaran yang nyata,” kata Mirza dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com,Selasa (28/02/2023)

Dalam catatan ruangenergi.com,dalam rangka meningkatkan budaya Keselamatan Migas, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi menyelenggarakan Evaluasi Keselamatan Migas Pada Kegiatan Pengeboran dan Kerja Ulang Sumur Migas di Atria Hotel, Tangerang, Selasa (21/2).

“Saat ini industri migas nasional terus berupaya meningkatkan produksi melalui kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi secara masif. Dalam upaya pencapaian target tersebut, aspek keselamatan migas yang terdiri dari keselamatan pekerja, peralatan/instalasi, lingkungan dan umum, tetap harus menjadi perhatian utama,” ujar Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDM Mirza Mahendra dalam acara tersebut.

Hadir dalam kesempatan ini adalah para Koordinator di lingkungan Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas, perwakilan KKKS, Perusahaan Jasa Pengeboran dan Kerja Ulang Sumur, Perusahaan Inspeksi, serta Asosiasi terkait.

Dalam beberapa waktu terakhir ini, lanjut dia, terjadi beberapa kejadian kecelakaan yang menyebabkan fatality. Agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi, perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan (improvement) baik dari sisi operasional, manajerial, maupun kompetensi dari pekerja.

Menurut Mirza, untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan kerja migas, perlu dilakukan peninjauan dari berbagai sisi. Pertama, dari sisi pekerja, perlu dipastikan pekerja telah memenuhi kompetensi, memahami SOP dan memiliki penguasaan terhadap risiko dari lingkungan kerja.

“Salah satu penyebab kecelakaan kerja adalah kompetensi pekerja, termasuk pekerja di bidang pengeboran. Ini menjadi perhatian karena satu fatality sudah sangat besar bagi kami,” tegasnya.

Selanjutnya dari sisi peralatan. Apakah peralatannya sudah layak atau masih layak untuk dioperasikan? Kadang peralatan sudah tua, tapi belum diganti.

“Harus dipastikan kembali integritas peralatannya sudah sesuai,” tegas Mirza.

Sisi lainnya yang juga perlu diperhatikan adalah pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) di lapangan, serta pelaksanaan inspeksi.

“Saya ingatkan kembali agar Perusahaan Inspeksi harus memastikan peralatan dan instalasi sesuai aturan karena pengabaian terhadap hal tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang lebih besar. Perusahaan Inspeksi harus bekerja secara benar dan independen,” tegas Mirza.