Pertahankan Program Transisi Energi, Pertamina Jalankan 3 Agenda Utama

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, Ruangenergi.com – PT Pertamina (Persero) bertekad mempertahankan program transisi energi sekaligus mengurangi emisi karbon. Namun sebagai negara berkembang, tetap menjaga ketahanan energi, memperluas akses dan keterjangkauan energi dengan menjalankan 3 agenda utama.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati saat berbicara dalam CEO Fireside Chat on Developing Green Infrastructure di ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023.

“Tujuan dari transisi energi adalah Net Zero Emission (NZE). Sementara itu, sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki target ambisius untuk meningkatkan Gross Domestic Product (GDP) dalam rangka mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi yang stabil. Sehingga memerlukan energi sebagai katalis untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi,” kata Nicke Widayawati di ajang AIPF yang berlangsung di Hotel Mulia Jakarta, Rabu (06/9/2023).

Menurutnya, Pertamina mempunyai mandat untuk menjaga keamanan dan ketahanan energi. Kita juga harus mendukung target Pemerintah untuk mencapai NZE.

“Dalam rangka mewujudkan target tersebut, Pertamina harus mempertahankan bisnis eksisting dengan metode operasi yang berbeda dimana salah satunya melalui inisiatif dekarbonisasi,” ucap Nicke.

Lebih jauh ia mengubgkapkan, bahwa tiga agenda Pertamina dalam menjalankan dekarbonisasi serta menerapkan program transisi energi. Pertama, yakni merubah operasional kilang menjadi green refinery serta pengembangan bioenergi seperti dengan pemanfaatan B35 (biosolar dengan kandungan kepala sawit), biogasoline dengan kandungan singkong dan tebu, serta Sustainable Aviation Fuel.

“Kedua, pengembangan proyek zero carbon (carbon neutral) seperti proyek geothermal dan hydrogen. Serta ketiga, mengembangkan inisiatif carbon negative seperti proyek Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dan Natural Based Solution (NBS). Dan ketiga agenda inilah yang seharusnya dapat menjaga program transisi energi dan mengurangi emisi karbon,” imbuh Nicke.

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar dalam sumber daya, antara lain cadangan nikel terbesar di dunia, cadangan timah terbesar ke-2, cadangan bauksit terbesar ke-6 dan cadangan tembaga terbesar ke-7.

“Indonesia juga memiliki lebih dari 430 Gigawatt sumber energi ramah lingkungan seperti Panas Bumi, Hidro, Surya dan Angin serta memiliki sekitar 400 Giga potensi CCUS,” tukasnya.

“Dengan potensi yang besar ini bisa mendorong percepatan transisi energi di Kawasan Indo-Pacifik dengan tetap menjaga ketahanan energi,” tambah Nicke.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.(Red)