Jakarta, ruangenergi.com– Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada Kamis (30/11/2023) akan memaparkan ke Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia bahwa proyek-proyek strategis nasional tahun 2023 di hulu migas di Indonesia ada 3 proyek.
Proyek itu adalah Indonesia Deepwater Development and Geng North dengan investasi US$41,72 miliar. Total kapasitas produksi 65 ribu bopd dan 3,926 MMSCFD.
Kemudian Tangguh Train III, estimasi peak production 700 MMSCFD dan 300 BCPD. Investment POD II sebesar US$11,1 miliar. LNG first drop pada 13 September 2023 ramp up to 100% capacity in progres. Proyek ini sudah diresmikan Presiden RI 24 November 2023 lalu.
bp Tangguh Ubadari Field and Vorwata Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) project, dengan investment sesuai PoD (plan of development) senilai US$2,04 miliar, plus gas compression facility US$1,8 miliar dimana semua tercover dalam POD I dan POD II Tangguh.Estimasi peak production 476 MMSCFD, dimana potensi kapasitas CCS 1,8 Giga Ton. FEED offshore baru 89 persen, dan feed onshore 66 persen, termasuk dimana ijin lingkungan addendum AMDAL baru mencapai 85 persen. Diharapkan Final Investment Decission UCC pada Q2 tahun 2024.
Proyek PSN berikutnya, adalah Abadi Masela diopertori oleh Inpex. Persetujuan pengalihan PI dari Shell ke Pertamina dan Petronas sudah dilakukan pada 4 Oktober 2023, dimana Inpex 65%, Pertamina 20% dan Petronas 15%. Estimasi peak production 9,5 MTP (1600 MMSCFD); 150 MMSCFD; 35.000 BOPD. Estimasi investment sebesar US$19,8 miliar. Revisi ke-2 POD I sudah disetujui MESDM pada 28 November 2023. Target onstream 2029.
Adapun rencana proyek onstream 2023, per 31 Oktober 2023 ada 6 proyek telah onstream. Target proyek onstream 2023 sebanyak 11 proyek dan menambah sebesar 19.077 BOPD dan 454 MMSCFD. Plus capital expenditure (Capex) mencapai US$709,2 juta.
Untuk Oil and GasProduction Outlook 2023 sampai 31 Oktober 2023, tercatat sebagai berikut:
