Jakarta, ruangenergi.com- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah mempersiapkan calon pembeli gas dari lapangan Banyu Urip yang dioperasikan oleh ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL), di Jawa Timur.
Lapangan Banyu Urip baru akan onstream tahun 2027-2028. Masih ada waktu bagi SKK Migas dan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) mendiskusikan bersama.
“Calon pembelinya (gas dari Banyu Urip) sedang disiapkan, dan baru akan onstream tahun 2027-2028, masih ada waktu dan sedang didiskusikan bersama Ditjen Migas.Tahun 2024 rencana dibangun pipa transmisi Cisem Phase II. Sehingga gas dari Jatim bisa mengalir sampai Jabar. Nanti sejumlah yang akan diproduksikan akan dialokasikan dan dikomersialisasikan,” kata Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Kamis (14/12/2023) di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com, Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo mengatakan, ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL) tengah membangun fasilitas pemrosesan gas. Rencananya, dari fasilitas itu dapat menghasilkan sekitar 10 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) gas.
“Kalau dinaikkan gasnya kan ada minyak ikutan, bisa naik, tapi kalau kapasitas tidak dinaikan kan tidak bisa naik, makanya sekarang ada proyek menjual gas ini,” kata Wahju di Kementerian ESDM, Selasa (12/12/2023), di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com lagi, pasokan gas eksisting dan POD telah memperhitungkan Pasokan Tangguh, JTB, POD Masela dan IDD.
Kemudian, pertumbuhan demand gas di Dalam Negeri, secara rata-rata per tahun dari 2023 – 2035 adalah 3,2%.
Demand Smelter merupakan sebagian kecil dari kebutuhan energi smelter (sekitar 22 GW). Demand Petrokimia dan Kilang Pertamina termasuk rencana pembangunan pabrik methanol bojonegoro, Petrokimia Bintuni dan Petrokimia di Masela. Demand PLN termasuk kebutuhan gas untuk proyek gasifikasi PLN.
