Pasuruan,Jawa Timur, ruangenergi.com- Kontraktor Kontrak Kerja Sama Husky – CNOOC Madura Limited (HCML) mengklaim saat ini tengah mengembangkan 2 (dua) lapangan baru yakni Lapangan MDK yang dijadwalkan onstream pada tahun 2026, dan Lapangan MBF pada tahun 2027.
Saat awal produksi di tahun 2017, HCML hanya berproduksi dari Lapangan BD dan hanya mengalirkan sekitar 30 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Saat ini, produksi puncak sales gas HCML sebesar 250 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) dan merupakan yang terbesar di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jumlah ini masih akan terus bertambah seiring dengan dikembangkannya lapangan baru.
“HCML akan terus berupaya untuk melakukan pengembangan lapangan-lapangan gas baru untuk memaksimalkan pemanfaatan gas bumi di Indonesia, hal ini juga dibarengi dengan tujuan untuk mendukung SKK Migas dalam pencapaian produksi gas sebesar 12 BSFD (miliar standar kaki kubik per hari) pada tahun 2030,” kata Manager Regional Office & Relations HCML, Hamim Tohari pada kegiatan “Management Walkthrough (MWT) SKK Migas di Akhir Tahun 2023” oleh SKK Migas, Minggu – Senin (31/12/2023 – 1/1/2024) di Gas Metering Station (GMS) HCML, Pasuruan.
Suryo menyampaikan dari tiga lapangan HCML, yakni lapangan BD, 2M (MDA-MBH), dan MAC, KKKS HCML menjadi produsen gas terbesar, secara persentase produksinya mencapai 30% dari total produksi gas di wilayah Jawa Timur.
HCML saat ini memiliki 3 lapangan utama yang telah berproduksi, yaitu Lapangan BD, Lapangan 2M, dan Lapangan MAC. Produksi Lapangan BD didukung oleh 3 fasilitas utama yaitu Anjungan Sumur Lepas Pantai (offshore Wellhead Platform/WHP), Gas Metering Station (GMS) yang terletak di kota Pasuruan, dan fasilitas Produksi Terapung, Penyimpanan, dan Pembongkaran (Floating Production, Storage, and Offloading/FPSO).
Lapangan BD adalah satu-satunya lapangan HCML yang memiliki kandungan H2S dan juga condensate, sehingga membutuhkan pengolahan yang cukup kompleks. FPSO Karapan Armada Sterling III adalah satu-satunya anjungan terapung di Indonesia yang memiliki fasilitas Sulphur Recovery Unit. Berdasarkan data per 30 November 2023, saat ini lapangan BD mampu mengirimkan sales gas sebesar 110 MMSCFD dengan 6,000 barel kondensat per hari.
Menurut Suryo, Lapangan MDA-MBH merupakan lapangan baru yang mulai dioperasikan HCML di tahun 2022. Lapangan 2M (MBH dan MDA) memiliki konfigurasi dua fasilitas anjungan lepas pantai (Anjungan MBH dan MDA) dengan satu fasilitas produksi terapung (Floating Production Unit/FPU) dengan kapasitas produksi gas sebesar 127 MMSCFD dan kapasitas sales gas sebesar 120 MMSCFD.
Fasilitas FPU sendiri memiliki kapasitas produksi maksimal sebesar 175 MMSCFD dan diharapkan akan menampung gas dari pengembangan lapangan lainnya dikemudian hari (MDK dan MBF). Lapangan 2M pertama kali berproduksi pada bulan Oktober 2022, setelah diselesaikannya pekerjaan fabrikasi dan konstruksi FPU di Tiongkok yang dimulai sejak Mei 2021 dan sailaway menuju Indonesia di akhir Agustus 2022.
Proses fabrikasi, konstruksi dan instalasi FPU Trunojoyo ini dilakukan di tengah-tengah pandemi Covid-19, dan menjadi contoh sukses penerapan Agile Project Management dengan memaksimalkan teknologi komunikasi dan digital terkini dalam melakukan pengendalian jarak jauh dari Jakarta atas pekerjaan fabrikasi dan konstruksi FPU.
Kemudian untuk lapangan MAC memiliki kapasitas produksi gas sebesar 54 MMSCFD dan kapasitas sales gas sebesar 50 MMSCFD. Lapangan MAC terdiri dari Wellhead Platform dan Mobile Offshore Production Unit (MOPU).
MOPU Prameswari 8 memiliki keistimewaan tersendiri, karena menjadi MOPU pertama yang proses desain dan fabrikasinya dilakukan seluruhnya di Indonesia.
“Ini bagian dari implementasi semangat SKK Migas yang mendorong industri hulu migas menjadi penggerak perekonomian nasional dan peningkatan kesejahteraan rakyat,” tutur Suryo.