Jakarta, ruangenergi.com-Country Head Indonesia Rystad Energy Sofwan Hadi mengatakan pengembangan Blok Masela dan IDD menjadi sangat penting.
Namun, masalah harga gas juga jadi salah satu faktor penentu kesuksesan pengembangan ke dua blok tersebut.
“Tantangan berikutnya adalah penyesuaian dengan kebijakan low carbon
dan meningkatkan daya tarik fiskal proyek proyek ini serta tidak lupa juga
ketersediaan infrastruktur,” kata Sofwan,Rabu (24/01/2024), di Jakarta.
Sofwan menjelaskan pengembangan infrastruktur dan hub penting untuk
mengeksploitasi penemuan pada deepwater . Selain itu, penyesuaian kebijakan penetapan harga gas domestik dan memastikan peningkatan demand gas yang stabil juga sangat penting.
“Sejalan dengan itu, kita harus memberikan prioritas untuk lebih mempromosikan potensi eksplorasi di Indonesia pada perusahaan migas internasional ,”ungkapnya.
Menurut dia, insentif diperlukan untuk bisa memastikan keekonomian proyek migas ke depan. Rystad Energy menilai pendekatan Indonesia terhadap insentif fiskal telah cukup efektif .
Pengenalan Simplified Gross Split PSC menjadi bukti dedikasi pemerintah untuk membuat proyek migas yang ada saat ini lebih menarik. Ia menilai bahwa memasukkan insentif dengan basis waktu akan berdampak signifikan pada realisasi proyek.
Selain itu, keleluasaan yang diberikan pemerintah kepada KKKS terkait pilihan PSC Gross Split atau kembali ke PSC Cost Recovery , cukup menarik.
Disisi lain, kehadiran teknologi baru dalam sektor eksplorasi, produksi, dan pengolahan gas bumi di Indonesia juga dinilai sangat penting.
Partisipasi perusahaan perusahaan internasional yang memiliki keahlian dalam bidang Enhanced Oil Recovery (EOR), Carbon Capture and Storage (CCS), dan teknologi di area deepwater sangat diperlukan.
Pengembangan proyek gas bumi yang sukses , sangat penting untuk meningkatkan pendapatan pemerintah dan memastikan pasokan stabil untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri.
Dalam konteks ketegangan politik global saat ini, produksi gas domestik yang dimiliki Indonesia juga menjadi hal sangat penting.
“Indonesia sebaiknya tidak melewatkan peluang untuk menggunakan gas bumi sebagai bahan bakar transisi dan untuk mengembangkan CCS hub,” jelas Sofwan