Jakarta, Ruangenergi.com – PT PLN (Persero) mendukung industri nikel berkelanjutan di Indonesia melalui layanan Renewable Energy Certificate (REC), sebagai upaya untuk mencapai target pengurangan emisi karbon menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 sebagaimana yang dicanangkan oleh Pemerintah.
Menurut General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar) Moch. Andy Adchaminoerdin, pihaknya melakukan penandatanganan Perjanjian Pembelian Renewable Energy Certificate (REC) dengan PT Ceria Metalindo Prima (Ceria Group), perusahaan pertambangan dan pemurnian nikel di Indonesia yang beroperasi di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Selain itu, PLN dan Ceria Group juga menandatangi Perjanjian Pinjam Pakai Lahan untuk Pembangkit Listrik Inter Temporal Capacity (ITC).
“Kami sangat mengapresiasi atas kepercayaan PT Ceria Metalindo terhadap PT PLN (Persero) dan telah membuktikan komitmenya dalam menggunakan energi bersih melalui Perjanjian Jual Beli Renewable Energy Sertificate (REC),” kata Andi Selasa (21/5/2024).
Menurutnya, REC merupakan sertifikat yang diterbitkan oleh PLN dengan pengakuan internasional melalui APX, Inc. berbasis di Amerika Serikat, sebagai operator dari Tradable Instrument for Global Renewables (TIGRs), yang menyatakan bahwa listrik yang digunakan Ceria Group berasal dari sumber energi terbarukan, dengan setiap 1 unit sertifikat REC mewakili konsumsi energi listrik 1 Megawatt-hour (MWh).
“Kami berkomitmen penuh dalam menyediakan layanan kelistrikan yang andal, tepat waktu bagi Ceria Group dan yang terpenting bersumber dari energi bersih,” lanjut Andy.
Sementara itu, menurut Direktur Retail dan Niaga PT PLN (Persero), Edi Srimulyanti, kebijakan hilirisasi nikel yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi telah mendorong PLN untuk berinovasi, salah satunya dengan memberikan layanan Renewable Energy Certificate (REC) bagi pelaku industri nikel.
“Inovasi hijau ini membuka kesempatan pelanggan untuk ikut berpartisipasi dalam penurunan emisi. Selain itu memudahkan pelanggan mendapatkan pengakuan atas penggunaan energi terbarukan secara internasional,” ujarnya.
Menurut Edi, pemberian layanan REC PLN untuk Ceria Group tentu tidak mudah karena harus melalui berbagai tahapan penilaian dan pengujian secara menyeluruh.
Tidak hanya Ceria Group kata dia, namun setiap calon pelanggan disortir dan dinilai komitmen dan keseriusannya dalam menghasilkan produk hijau dan bebas karbon.
“Profil pelanggan sangat penting untuk mendapatkan REC. Setelah kami melihat keseriusan Ceria Group dalam menghasilkan green nickel product dan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV), kami yakin dan memutuskan untuk memberikan layanan REC,” jelasnya.(Red)