Jakarta, ruangenergi.com- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dikabarkan sudah rampungkan revisi AFE (Authorization for Expenditure) Train III Kilang LNG Tangguh.
Revisi itu dirampungkan tidak lama saat Djoko Siswanto duduk sebagai Kepala SKK Migas. Dia selesaikan perubahan AFE Train III Kilang LNG Tangguh.
“Iya sudah diselesaikan revisi AFE Train III Kilang LNG Tangguh. Kini SKK Migas sudah menetapkan revisinya,” kata sumber ruangenergi.com di lingkup hulu migas, Selasa (19/11/2024), di Jakarta.
Hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi lengkap dari SKK Migas atas informasi diterima ruangenergi.com terkait revisi AFE Train III Kilang LNG Tangguh yang dioperasikan oleh bp Indonesia.
Dalam catatan ruangenergi.com, Proyek Tangguh Train 3 di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, telah melalui beberapa perbaikan dan peningkatan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi. Berikut adalah beberapa usulan perbaikan yang telah dilakukan:
Peningkatan Kapasitas Produksi: Proyek ini meningkatkan kapasitas produksi tahunan Tangguh LNG menjadi 11,4 juta ton per tahun, yang berkontribusi signifikan terhadap target produksi gas.
Pengembangan Infrastruktur: Penambahan dua anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi baru, dermaga LNG baru, dan infrastruktur pendukung lainnya.
Penggunaan Teknologi Canggih: Penggunaan teknologi canggih untuk pengolahan gas, termasuk penghilangan gas asam dan penggunaan kisi molekul khusus untuk mengatasi komponen gas asam yang tinggi.
Peningkatan Keterlibatan Tenaga Kerja Lokal: Proyek ini berkomitmen untuk meningkatkan keterlibatan tenaga kerja lokal, dengan target mencapai 85% tenaga kerja dari Papua Barat pada tahun 2029.
Proyek CCUS Ubadari: Pengembangan Proyek Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) Ubadari yang akan menjadi hub penyimpanan CO2 pertama di Indonesia dengan potensi penyimpanan hingga 1,8 Gt.
Proyek ini tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan energi nasional dan dukungan terhadap program transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060