PT Adaro Energy tbk

Adaro Fokus Keunggulan Bisnis Inti

Jakarta, Ruangenergi.com – PT Adaro Energi Tbk (Adaro), mengungkapkan, akan berfokus pada keunggulan bisnis inti di tengah hantaman Virus Corona (Covid-19).

Pasalnya, Pandemi Covid-19 menjadi tantangan yang sangat berat bagi semua sektor, misalnya perbankan, pariwisata, energi, pertambangan, minyak dan gas bumi (migas), bahkan UMKM sekalipun.

Mau tidak mau, kondisi adalah real yang harus dihadapi bersama. Berbagai cara akan dilakukan agar dapat bertahan mengahadapi situasi yang sulit seperti sekarang ini.

Head of Corporate Communication PT Adaro, Febriati Nadira, menyebut, pihaknya tetap meningkatkan efisiensi di tengah Pandemi Covid-19, guna dapat mempertahankan kinerja perusahaan.

“Walau terus menghadapi tantangan untuk beberapa saat kedepan, kami tetap yakin bahwa fundamental sektor batubara dan energi di jangka panjang tetap kokoh terutama kepada dukungan aktivitas pembangunan di negara-negara Asia,” katanya saat dihubungi ruangenergi.com, Selasa (22/09).

Ia menambahkan, Adaro tetap memaksimalkan upaya untuk terus berfokus pada keunggulan operasional bisnis inti, seperti meningkatkan efisiensi dan produktifitas operasi, menjaga kas dan mempertahankan posisi keuangan yang solid di tengah situasi sulit yang berdampak  terhadap sebagian besar dunia usaha.

Melihat Harga Batubara Acuan (HBA) bulan September yang dipatok sebesar US$ 49,42 per ton, Ia mengungkapkan, fluktuasi harga batubara tidak dapat di kontrol, sebab hal tersebut tergantung permintaan pasar global.

“Untuk itu kami fokus terhadap upaya peningkatan keunggulan operasional dan pengendalian biaya serta efisiensi untuk mempertahankan kinerja yang solid,” beber Nadira.

Sejumlah cara telah dilakukannya untuk dapat mempertahankan kinerja perseroan, salah satunya yakni dengan menurunkan target produksinya sebesar 10%.

“Karena kondisi pasar batubara yang sulit saat ini, maka kami menurunkan target produksi menjadi 52-54 juta ton, atau sekitar 10% lebih rendah dibanding pencapaian tahun 2019,” paparnya.

Tercatat, capaian produksi Adaro di 2019 sebesar 59,18 juta ton, atau naik sekitar 7% dibandingkan periode sebelumnya.

Menurutnya, penurunan ini utamanya pada jenis batubara thermal. Adaro akan berfokus untuk mempertahankan margin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan.

“Kami juga akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan,” terang Nadira.

Kedepan, lanjutnya, perseroan telah memiliki model bisnis yang terintegrasi dan efisien dan telah terbukti sukses dalam menghadapi siklus batu bara.

“Pilar-pilar non batu bara akan terus memberikan kontribusi yang stabil kepada Adaro Energy serta menjadi penyeimbang volatilitas batu bara. Selain itu, kami telah melakukan diversifikasi dalam pilar  Adaro Mining  dengan masuk ke bisnis coking coal yang akan terus kami kembangkan,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *