SKK Migas

Ajak Milenial Mengenal Kebutuhan Skill Di Era Industri 4.0, SKK Migas : Peran SDM Sangat Besar

Jakarta, Ruangenergi.comSatuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) kembali menyelenggarakan kegiatan temu netizen Ngopi Ngegas dengan topik “Kebutuhan Skill Millenial di Era Industri 4.0”.

Dalam acara tersebut, SKK Migas memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk mengetahui perkembangan dunia kerja di masa yang akan datang, termasuk didalamnya industri hulu migas yang sudah menerapkan revolusi industri 4.0.

Selain itu, acara tersebut dilaksanakan guna memberikan kontribusi untuk membantu generasi muda dalam menyiapkan kebutuhan skillnya.

Hadir sebagai narasumber, Tenaga Ahli SKK Migas, Heri Margono; CEO Nusantrics, Sharlini Eriza Putri; dan Founder & Creative Thinker of OMG Consulting/co-founder Inspigo, Yoris Sebastian.

Pasalnya, sebanyak 500 netizen dari penjuru tanah air mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh SKK Migas ini.

Tenaga Ahli SKK Migas, Heri Margono, dalam paparannya mengatakan, perkembangan teknologi digital yang didukung dengan perkembangan akses internet yang semakin cepat, akan merubah cara perusahaan melaksanakan operasional pekerjaannya.

Ia menambahkan, sejak tahun 2019, SKK Migas telah mulai melakukan transformasi secara digital diberbagai aspek operasional. Untuk kegiatan perizinan telah dilakukan secara digital melalui layanan one door service policy (ODS).

Bahkan saat ini hampir keseluruhan operasional utama hulu migas sudah terintegrasi dan terpantau melalui integrated operation center (IOC) seperti pemboran, operasional produksi, monitoring pengapalan, monitoring lifting, inventory dan lainnya.

Ia menjelaskan, untuk proses pengadaan barang dan jasa sudah dilakukan secara digital pula melalui centralized integrated vendor database (CVID) dan lainnya.

“Digitalisasi proses di SKK Migas merupakan bagian dari implementasi rencana dan strategi Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0 untuk mewujudkan target jangka panjang 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barrel dan gas 12 BSCFD. Peran sumber daya manusia sangat besar dalam setiap proses dan setiap jenjang digitalisasi yang dilaksanakan oleh SKK Migas maupun kontraktor kontrak kerja sama (KKKS),” ungkap Heri.

Ia menjelaskan, sebagai industri yang padat teknologi, hulu migas menjadi salah satu industri yang telah menerapkan konsep industri 4.0. Guna mendorong kesiapan SDM (Sumber Daya Manusia), SKK Migas melalui career development monitoring yang didalamnya ada beberapa program seperti competency management, industrial relation system, manpower planning, dan lainnya, SKK Migas terus mendorong kompetensi pekerja hulu migas.

“Targetnya produktivitas akan meningkat, sehingga dapat memberikan kontribusi pada peningkatan efisiensi dan daya saing industri hulu migas. Melalui program tersebut, SKK Migas dapat menempatkan sumber daya putra/putri Indonesia di perusahaan migas asing sehingga teknologi yang ada bisa dipelajari dan diterapkan. Melalui kegiatan knowledgesharing, teknologi tersebut juga akan didorong diterapkan di industri hulu migas yang lain sehingga mendorong peningkatan kompetensi pekerjanya,” terang Heri.

SKK Migas

Selanjutnya, guna menyiapkan generasi muda yang kedepannya bisa berkiprah di industri hulu migas, SKK migas telah menyelenggarakan program PKL, Tugas Akhir, Magang & CO-OP Education.

“Program Ini juga merupakan dukungan hulu migas dalam implementasi link & match antara industri dan perguruan tinggi, serta dukungan terhadap kegiatan merdeka belajar – kampus merdeka,” beber Heri.

Sementara itu, Founder & Creative Thinker of OMG Consulting/co-founder Inspigo, Yoris Sebastian mengungkapkan bahwa Covid-19 yang membuat pekerjaan dilaksanakan secara Work From Home (WF) telah memaksa percepatan implementasi digital. Tentu saja ini membutuhkan skill serta dukungan infrastruktur.

“Percepatan penguasaan kemampuan bekerja secara digital akan membantu generasi muda menambah skillnya. Karena kedepannya persaingan dunia kerja semakin ketat, persaingan tidak hanya sesama manusia tetapi juga robot,” katanya.

Menurutnya, ada pekerjaan yang akan lebih efisien jika dilakukan oleh robot, hal ini tidak bisa dihindari. Untuk itu, generasi muda harus menambah kemampuan softskill-nya seperti analytical thinking, problem solving.

“Kemudian harus melakukan active learning dan meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi, erta kemampuan berkolaborasi,” terang Yoris.

Kemudian, CEO Nusantrics, Sharlini Eriza Putri, menjelaskan bahwa manusia yang menciptakan teknologi, tidak perlu mengkhawatirkan teknologi.

Menurutnya, kemampuan berpikir, daya inovasi, kemampuan beradaptasi adalah hal yang harus dimiliki manusia. Ia mengatakan, teknologi bukan jawaban, tapi bisa juga menjadi simalakama ada berbagai macam teknologi, kita harus bisa memilih mana yang tepat.

“Di hulu migas ada teknologi injeksi uap EOR dan lainnya, namun teknologi tersebut kemungkinan hanya bisa mengambil 30% dari potensi hulu migas. Mencari teknologi yang lain tentu harus dilakukan, termasuk teknologi yang berasal dari alam. Di luar negeri sudah mulai dilakukan penggunaan biotechnology dalam hulu migas dengan menggunakan bakteri, mikroorganisme untuk dapat mengangkat minyak yang ada di dalam tanah,” urai Sharlini.

Lebih jauh, ia menjelaskan, melihat potensi hulu migas yang masih besar, dari 128 cekungan dengan yang sudah berproduksi sebanyak 20 cekungan. Sedangkan dari potensi konsumsi, kebutuhan migas terus meningkat setiap tahun. Untuk minyak, menurut rencana umum energi nasional (RUEN) di tahun 2050 kebutuhan minyak akan mencapai sekitar 3,97 juta barel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *