Kemenko Marves

Amdal Blok Masela, Kemenko Marves : Sudah di Validasi dan Prosesnya Masih Berjalan

Jakarta, Ruangenergi.com Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkapkan bahwa studi analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) Blok Masela dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah divalidasi pada bulan Desember 2020 lalu.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Basilio Dias Araujo, mengatakan, rapat dari komite tim teknis perihal amdal juga akan dilakukan tahun ini terkait dengan data hidrologi dan data terumbu karang pada Maret 2021 nanti.

“Pada dasarnya prosesnya masih berjalan,” umgkap Basilio, dalam media briefing, (17/02).

Ia menjelaskan, Pemerintah masih melakukan komunikasi dengan kedutan terkait perkembangan terbaru proyek pengembangan Blok Masela pasca Shell Upstream Overseas Ltd mengkonfirmasi akan hengkang.

“Saat ini kami melakukan komunikasi dari kedutaan kita dan partner kita sampaikan untuk sementara ini Shell sedang melakukan bidding pemegang saham baru,” imbuhnya.

“Sambil menunggu kelanjutan Shell melakukan divestasi participating interest sebesar 35%, proyek itu tetap berjalan,” tukasnya.

Penjualan LNG Turun

Selian itu, kata Basilio, penjualan gas alam cair (LNG/ Liquified Natural Gas) dalam negeri tahun 2020 mengalami penurunan, hal tersebut diakibatkan kondisi yang masih Pandemi Covid-19.

Meski demikian, Pemerintah memiliki strategi guna meningkatkan konsumsi gas LNG di domestik.

Ia mengatakan, pasca pandemi, ada dua strategi yang dijalankan untuk domestik. Pertama bisa mengkonversi konsumsi LPG rumah tangga dengan penggunaan LNG jadi PGN akan segera mengembangkan jaringan gas perkotaan.

“Lalu PLN juga akan membantu penyerapan dengan mengkonversi pembangkit tenaga diesel menjadi menggunakan bahan bakar gas. Ini kapasitasnya cukup signifikan direncanakan akan mencapai 1.850 megawatt konsumsi gasnya juga akan banyak berasal dari yang ada di 56 lokasi. Itu cukup signifikan penyerapan gas domestik,” tuturnya.

Sedangkan untuk ekspor LNG dijelaskan akibat penurunan kegiatan ekonomi global karena pandemi Covid – 19. Ia mengemukakan harapan dari vaksinasi akan mendongkrak perekonomian global sehingga demand gas bisa naik dan menyerap gas dari Masela dan lokasi lainnya.

Lebih jauh, Basilio menjelaskan, dari SKK Migas sendiri juga masih melihat perkembangan LNG global, walaupun untuk sementara prioritas LNG masih untuk pemenuhan domestik. Sedangkan ekspor 2021 masih akan mengantisipasi kenaikan dari demand pasca vaksinasi secara global.

“Kita siapkan semua skenario kalau permintaan baik tentu kita juga sudah siap,” bebernya.

Tercatat, tahun ini (2021) jumlah pasokan LNG yang belum terikat kontrak dengan pembeli diperkirakan mencapai sekitar 20 kargo, lalu naik menjadi sekitar 30 kargo pada 2022, dan mulai meningkat signifikan pada 2026 mencapai sekitar 160 kargo dan lebih dari 200 kargo pada 2030 mendatang.

“Untuk itu, pemerintah memperkirakan Indonesia bakal mengalami kelebihan pasokan gas alam cair (LNG) hingga 2030. Bahkan banyak dari rencana produksi LNG nasional belum memperoleh komitmen pembeli (uncommitted cargo) mulai 2020-2030 mendatang,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *