Antam

Antam Jaga Produksi di 2021 Ditengah Volatilitas Harga Komoditas Internasional

Jakarta, Ruangenergi.com – PT Aneka Tambang Tbk, (Antam) menyatakan pada 2020 pihaknya berfokus strategi dengan mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri.

Sekretaris Perusahaan Antam, Kunto Hendrapawoko mengungkapkan, strategi Antam di tahun 2021 yakni perusahaannya akan tetap menjaga biaya produksi tetap rendah sehingga daya saing usaha produk Antam tetap terjaga positif di tengah volatilitas harga komoditas internasional.

Ia menambahkan, meskipun sejak akhir 2019 kebijakan ekspor bijih nikel sudah dihapuskan pemerintah, hal tersebut tidak mempengaruhi pencatatan positif Antam di segmen nikel.

“Tahun 2020 lalu kami memfokuskan strategi dengan mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri, terutama pemasaran produk-produk emas serta bijih nikel Antam. Hal inilah yang menjadi salah satu pendorong terjaganya produksi segmen nikel hingga feronikel dapat mencatatkan rekor,” tutur Kunto.

Ia menambahkan, di tahun 2020 Antam mencatatkan produksi feronikel sebesar 25.970 ton nikel dalam feronikel (TNi) naik dibandingkan tahun sebelumnya. Penjualan feronikel Antam menjadi kontributor terbesar kedua dari total penjualan bersih perusahaan sebesar Rp4,46 triliun atau 17% dari total penjualan 2020.

“Untuk bijih nikel sendiri, Antam mencacatkan produksi sebesar 4,67 juta wet metric ton (wmt) yang digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel Antam dan untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan domestik,” imbuh Kunto.

Menurutnya, performa bijih nikel Antam saat ini difokuskan di dalam negeri dan hal ini memberikan kontribusi sebesar Rp1,87 triliun atau 7% dari total penjualan perusahaan, tumbuh 93% dibandingkan penjualan domestik segmen nikel di tahun 2019 sebesar Rp968,16 miliar.

“Secara akumulatif, segmen nikel Antam memperoleh laba usaha segmen sebesar Rp2,22 triliun dan laba tahun berjalan segmen nikel sebesar Rp1,92 triliun,” urai Kunto.

Adapun strategi Antam di tahun 2021 yakni perusahaannya akan tetap menjaga biaya produksi tetap rendah sehingga daya saing usaha produk Antam tetap terjaga positif di tengah volatilitas harga komoditas internasional.

“Kami melihat prospek bisnis nikel tahun ini masih tetap akan tetap baik seiring dengan outlook pertumbuhan industri pengolahan nikel di dalam negeri. Kenaikan outlook bijih nikel di Indonesia terjadi seiring dengan kualitas produk bijih nikel Antam yang sesuai dengan kebutuhan pasar domestik serta pertumbuhan pengolahan nikel di dalam negeri yang mengakibatkan kenaikan permintaan nikel domestik,” bebernya.

Lebih jauh, ia menuturkan, saat ini Antam tercatat sebagai salah satu produsen feronikel global berbiaya rendah dengan capaian biaya tunai sebesar US$ 3,36 per pon. Capaian ini memperkokoh posisi Antam sebagai salah satu pemain feronikel global yang berdaya saing tinggi. Sebagaimana diketahui, Antam mencatatkan laba bersih di 2020 sebesar Rp1,15 triliun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *