Balitbang ESDM

Balitbang ESDM Kirim Tenaga Ahli ROV untuk misi Pencarian SJ-182

Jakarta, Ruangenergi.comKementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Senin, 11 Januari 2021 lalu, mengirimkan dua tenaga ahli Pilot Remotely Operated Vehicle (ROV) dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan untuk bergabung dengan tim Basarnas (Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Nasional) melakukan pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di sekitar perairan Pulau Lancang dan Pulau Laki Kepulauan Seribu.

Adalah Sangat dan Sahnedi, ahli dari Pilot ROV dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Balitbang ESDM. Mereka bergabung bersama tim Basarna di Kapal SAR KN Karna.

Saat ini Kapal Karna sedang memfokuskan sejumlah area baru untuk mendapatkan lokasi kotak hitam yang lebih presisi, agar dapat segera diangkat ke permukaan.

Sebelumnya di Kapal Rigel TNI AL sudah mendapatkan titik yang terindikasi lokasi kotak hitam, namun masih memerlukan data ROV yang lebih akurat.

Sangat dan Sahnedi ditugaskan membantu mengoperasikan ROV Basarnas, mengingat terbatasnya pilot yang mampu mengoperasikan ROV di tanah air.

Sangat sebelumnya juga ditugaskan sebagai tenaga ahli pada pencarian lokasi tenggalamnya kapal penumpang Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara (2018) dan kapal pengangkut nikel Nur Allya di perairan Halmahera (2019).

Litbang Kementerian ESDM

Pengoperasian alat bantu seperti ROV dalam misi pencarian berperan sangat penting. Rekaman gambar yang dihasilkan akan sangat membantu para penyelam dalam menentukan lokasi yang lebih akurat dan mempercepat masa pencarian.

Operator akan menerima dokumentasi, baik rekaman video, foto dan hasil pengamatan lainnya saat mengoperasikan atau melakukan downloading (pengunduhan) data setelah pengamatan apabila ROV dilengkapi teknologi penyimpan data.

ROV pada dasarnya adalah robot atau kendaraan bawah air tanpa awak yang dioperasikan dengan remote kontrol atau otomatis, bahkan dikendalikan jarak jauh dari atas kapal. Alat ini memudahkan operator tetap berada di atas permukaan kapal, sementara ROV bekerja dalam kondisi perairan yang ekstrim dan sulit dijangkau oleh manusia.

ROV dilengkapi dengan peralatan atau sensor tertentu seperti kamera video, transponder, kompas, odometer, bathy (data kedalaman) atau alat lainnya, tergantung dari keperluan dan tujuan operasi kapal.

Beberapa ROV juga dilengkapi sonar, magnetometer, manipulator atau lengan untuk memotong, mengambil sampel air, serta instrumen mengukur kejernihan air, penetrasi cahaya dan suhu.

Sistem ROV terdiri atas kendaraan (atau sering disebut ROV itu sendiri), yang terhubung oleh kabel umbilical ke ruangan kontrol operator untuk melakukan kontrol dari atas permukaan air (bisa di kapal, rig atau barge). Permukaan dan ditambatkan bersamaan dengan kabel yang membawa sinya listrik, video dan data dari alat ke operator dan operator ke alat secara bolak balik.

Sistem kendali pada ROV berupa sistem peluncuran dan sistem suplai tenaga listrik maupun hidrolik. Tenaga listrik dan hidrolik, perintah atau sinyal kontrol disampaikan dari ruang kontrol ke ROV, secara dua arah melalui kabel umbilical.

Pencarian dan penyelamatan di laut, sangat mengandalkan kehandalan penyelam dan alat bantu pencarian. Namun pencarian di dalam perairan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca.

Jika cuaca cerah, maka jarak pandang para penyelam dapat mencapai lebih dari lima meter. Bila cuaca kurang kondusif, jarak pandang para penyelam sangat terbatas, sehingga menyulitkan pencarian dan pencarian pun membutuhkan waktu yang lebih lama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *