Jakarta,ruangenergi.com- Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (BTP) meminta Refinery Development Master Plan (RDMP), yakni pengembangan kilang minyak dan petrokimia di Balikpapan pada Agustus 2024 sudah selesai pembangunannya dan langsung bisa berproduksi.
Melalui beroperasinya/produksi proyek RDMP Balikpapan, diharapkan bisa mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) yang selama ini dilakukan oleh Pertamina.
“RDMP Balikpapan kita harapkan Agustus tahun depan (2024) selesai pembangunannya. Jadi kira-kira kita sudah bisa mengurangi impor BBM mulai tahun depan. Kalau perlu detail angka tanya ke dirut PT KPI,” kata Basuki dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Rabu siang (12/07/2023) di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com, proyek RDMP Balikpapan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dilaksanakan oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPI).
Proyek RDMP Balikpapan di desain untuk meningkatkan kapasitas pengolahan yang semula 260 KBPD menjadi 360 KBPD dengan peningkatan kualitas dari Euro II menjadi Euro V. Proyek tersebut meliputi pembangunan New Workshop & Warehouse, Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Feed Tank, Boiler, New Flare BPP II, FCC & FCC NHT, dan Terminal Lawe-Lawe Facilities.
Proyek RDMP Balikpapan akan didukung dengan pendanaan yang berasal dari Export Credit Agency dan Commercial Bank dengan target pendanaan 3.1 milyar USD. Skema pendanaan ini merupakan kali pertama proyek kilang di Indonesia didanai oleh ECA.
Proyek dengan nilai investasi mencapai USD7,2 milar ini menyerap tenaga kerja sebanyak 20.250 pekerja pada fase proyek dan 600 pada fase operasi. Proyek ini juga didorong untuk dapat menyerap tingkat kandungan dalam negeri hingga 30-35%.
Selain pemenuhan kebutuhan bahan bakar nasional, kilang Balikpapan juga nantinya akan memproduksi produk petrokimia yaitu Propylene sebesar 225 KTPA yang akan menjadi feedstock dari New Polypropylene (PP) Balongan guna subtitusi produk impor.
Dengan progress overall per Maret 2023 yang sudah mencapai 62,13%, PSN ini ditargetkan selesai secara bertahap pada Tahun 2024-2025 untuk dapat segera memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.