Catatan Redaksi: Hati-Hati Dalam Mengelola Migas

Jakarta, ruangenergi.com- Awal tahun 2024 di ranah industri minyak dan gas di Indonesia meriah dengan pemberitaan ‘giant discovery’ sumur migas di lapangan-lapangan yang dioperasikan oleh kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) migas kelas internasional.

Temuan itu bak oase di tengah gurun pasir. Indonesia terhenyak, gas alam mendadak banyak ditemukan dari perut bumi Kalimantan dan Aceh.

Akibat temuan itu, kini piranti gawai alias handphone petinggi-petinggi migas Indonesia riuh-rendah bunyi notifikasi. Ada yang bertanya-tanya tentang kebenaran kabar itu, ada yang bertanya bagaimana mereka ikutan bereksplorasi migas di sana.

Mass media pun marak dengan pemberitaan tentang hal itu. Semua platform media ramai dengan aneka judul headline memberitakan ‘giant discovery’ tersebut.

Nah, mumpung masih hangat issuenya, ada baiknya direnungkan sejenak. Temuan migas di bumi Indonesia, hendaknya diimbangi pula dengan langkah bijak memikirkan bagaimana mengelola sumber daya alam, terlebih migas, untuk kemaslahatan manusia.

Migas dulu, kini, maupun masa depan selalu jadi tulang-punggung perekonomian suatu bangsa. Bahkan rebutan terhadap penguasaan atas sumber-sumber migas terjadi belahan bumi.

Emas hitam, itu istilah lazim menganalogikan minyak mentah yang kerap diperebutkan banyak pihak.

Gara-gara migas banyak pejabat menginap di ‘hotel prodeo’, terkena kasus, umumnya suap atau korupsi.

Gara-gara migas, banyak yang ingin duduk di kursi perusahaan migas-entah itu milik negara maupun swasta-berupaya jadi ‘the number one’ di sana. Saling sikut, sikat,hajar demi bisa duduk di kursi empuk O&G (oil and gas) company. Miris sekali.

Perlu diingat, minyak dan gas itu berkah dari Tuhan Yang Maha Esa bagi negeri ini. Tidak semua negara ada sumber migas. Itu sebabnya, Indonesia perlu hati-hati dalam mengelolanya. Salah langkah, kehancuran menanti.

Godang Sitompul, Pemimpin Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *