Jakarta, ruangenergi.com- Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) terus-menerus memonitor sumur-sumur tua yang ada di Indonesia.
Salah satu sumur tua yang dipantau ada di Wonocolo, Cepu, Jawa Tengah.
“Sesuai aturan (sumur tua) bisa dikelola melalui kerjasama dengan KUD/BUMD.. Hasilnya dijual ke Pertamina,” kata Direktur Hulu Ditjen Migas Noor Arifin Mohammad dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com, Senin (19/02/2024), di Jakarta.
Mengutip website migas, sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 01 Tahun 2008, sumur tua adalah sumur-sumur minyak bumi yang dibor sebelum tahun 1970 dan pernah diproduksikan serta terletak pada lapangan yang tidak diusahakan pada suatu wilayah kerja yang terikat kontrak kerja sama dan tidak diusahakan lagi oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)
Memproduksi minyak bumi pada sumur tua adalah usaha mengambil, mengangkat dan atau menaikkan minyak bumi dari sumur tua sampai ke titik penyerahan yang disepakati para pihak.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, KUD maupun BUMD yang telah mengelola sumur tua adalah:
- BUMD PT PertoMuba di Lapangan Babat dan Kukui yang mengelola 565 sumur tua dengan produksi 574,34 barel per hari.
- KUD Wargo Tani Makmur di Lapangan Tambi dan Nanas, mengelola 13 sumur.
- Perusda Purwa Aksara di Lapangan Gabus, mengelola 27 sumur.
- KUD Unggul di Lapangan Cipluk, mengelola 18 sumur.
- PT Blora Patra Energi di Lapangan Petak, mengelola 23 sumur.
- PT Bojonegoro Bangun Sarana di Lapangan Wonocolo, Dandangilo dan Ngrayong. Dari 493 sumur tua yang dikelola, berhasil diproduksi minyak sebesar 283,68 barel per hari.
- PT Blora Patra Energi di Lapangan Ledok dan Semanggi, mengelola 267 sumur dengan produksi 180,91 barel per hari.
- KUD Wargo Tani Makmur di Lapangan Banyubang, mengelola 24 sumur dengan produksi 11,77 barel per hari.
- Perusda Aneka Tambang di Lapangan Gegunung, mengelola 10 sumur dengan produksi 4,10 barel per hari.