FGD Pengembangan ET : Apakah Indonesia bisa mewujudkan target Net Zero Emission 2050?

Jakarta, ruangenergi.com- GeoDipa Energi menggelar FGD bersama Komite Bersama Pemerintah dalam hal ini, EBTKE, Badan Geologi ESDM, DjPPR, BKF, DJKN dan PT SMI (Persero) secara virtual pada 24-25 Agustus 2021.

Tema yang diangkat dalam FGD ini adalah “Apakah Indonesia bisa mewujudkan target Net ZeroEmission (NZE) 2050: 95% ET atau target 2060: 95% ET?”. Untuk mencapai target ini, tentu Indonesia harus tegas dalam menetapkan tahun untuk target NZE, apakah di tahun 2050, 2060, atau bahkan tahun 2070?

Dalam dokumen “Long-Term Strategy for Low Carbon and Climate Resilience 2050” (LTS-LCCR) versi Final, Maret 2021, disebutkan bahwa Indonesia akan mencapa NZE pada tahun 2060 atau lebih awal lagi. Demikian juga hasil rapat kabinet di Istana bulan Mei 2021 mendukung diputuskan NZE pada tahun 2060, dimana rencana PLN melakukan coal phase out secara bertahap. Untuk mencapai NZE tahun 2050 Energi Terbarukan harus tumbuh secara eksponensial dan ekstrim.

Memang berat untuk mencapai NZE dan perlu usaha yang luar biasa tidak bisa hanya Business As Usual. Hal ini tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga negara besar seperti Tiongkok telah mencanangkan akan memensiunkan 1.200-1.300 GW PLTU dalam waktu 40 tahun, dan pada saat yang sama Tiongkok akan membangung ET/renewables ribuan GW, dan ini bukan hal yang mudah.

 

Mengutip berita dari Xinhua, Kantor Berita Pemerintah Tiongkok 3 Agustus 2021 yang melaporkan rapat politbiro yang dihadiri Presiden Xi: Politbiro memerintahkan untuk target mencapai peaking carbon sebelum 2030 dan dekarbonisasi di 2060 dilakukan secara terkoordinasi dan tertata rapi. NZE merupakan tantangan bangsa dunia termasuk Indonesia, bagaimana menumbuhkan ET secara eksponensial, teori ET menyimpulkan dapat dibangun 10 – 12 GW per tahun sampai dengan 2030, dengan melakukan modernisasi grid, mengatasi over capacity PLN, dan menarik investasi.

“Untuk mendukung NZE, semua pengembang Panas Bumi tidak hanya pemerintah perlu melakukan hal sbb: inventarisai, menghitung berapa energi panas bumi (MW) yang mampu berkontribusi dalam penyediaan energi sampai 2030, 2040, 2050, agar dapat tumbuh secara eksponensial”

Persiapan 2021 UNCCC Glasgow, para pemimpin dunia akan berbicara di Glasgow UK, termasuk Indonesia yang harus mempresentasikan target NZE. Tentunya target pembangunan PLTP Indonesia akan menjadi bagian yang penting kedalam dokumen yang akan dipresentasikan oleh pemerintah pada acara akbar tersebut.

Meskipun pembangunan PLTP memerlukan waktu yang lebih panjang dari pembangunan pembangkit ET lainnya, namun keunggulan PLTP, seperti yang sudah diutarakan diatas, apalagi sekitar 40% sumber daya panas bumi berada dalam perut bumi NKRI.

“PLTP akan memiki peran yang besar dalam penyediaan listrik bangsa ini untuk mencapai NZE, oleh karena itu perlu dicatat bahwa tambahan daya dari PLTP akan menjadi peluang untuk melakukan secara exsponential”

Target pencapaian yang akan dipresentasikan oleh pemerintah dalam pertemuan dengan para pemimpin dunia di 2011 UNCCC Glasgow, yang direncanakan berlangsung pada tanggal 31 Oktober hingga 12 November 2011 perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan di bidang ET, baik dari sisi regulasi, eksplorasi, operasi pengembangan dan pembangkitan ET menjadi energi listrik.

Dua hari ini Komite Bersama mengawali dengan diadakannya suatu Forum Discussion Group atau FGD untuk merumuskan ide-ide pengembangan ET khususnya panas bumi agar dapat memenuhi target pencapaian pemerintah Indonesia, membuka jalur komunikasi yang lebih interaktif dan fluent diantara pemangku kepentingan ET, dan menemukan solusi bersama serta komitmen untuk pengembangan ET di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *