Sumur Geo Dipa

Geo Dipa Komit Kembangkan Panas Bumi, Dukung Target NZE

Bandung, Ruangenergi.comPT Geo Dipa Energi (Persero) berkomitmen untuk terus melakukan pengembangan di sektor panas bumi. Hal tersebut dilakukan karena komitmen pemerintah dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Pasalnya, saat ini pihaknya tengah melakukan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Patuha Unit-2. Diprediksi pengembangan tersebut akan selesai dan beroperasi pada 2024 mendatang.

Direktur Utama PT Geo Dipa Energi, Riki Firmandha Ibrahim, mengatakan, semua pemimpin harus mempresentasikan berapa net zero emission yang dikembangkan oleh negaranya.

“Kita ketahui masyarakat dunia sangat konsen terhadap perubahan iklim. Banyaknya perubahan yang disebabkan karena udara, cuaca maupun juga pengendalian-pengendalian matahari yang seharusnya panasnya bisa diprediksi dan waktu musimnya dapat diprediksi, akan tetapi sekarang sudah berubah,” terang Riki dalam sambutan menerima Kunjungan Bupati Manggarai Barat ke PLTP Patuha, (30/09).

Riki F Ibrahim

Ia menambahkan, masyarakat dunia mengharapkan punya komitmen sampai tahun 2060-2070 bisa menghilangkan penggunaan dari energi fosil. Akan tetapi nilai-nilai dari energi fosil harus dipergunakan untuk nilai-nilai yang lebih tinggi.

“Misalnya batubara bisa dipergunakan untuk tekstil, untuk industri Petrokimia, artinya nilai ekspornya lebih besar ketimbang batubara dipergunakan untuk listrik. Begitulah juga dengan migas, ke depan Indonesia maupun negara lain dituntut untuk menggunakan energi yang zero emisi,” tuturnya.

“Alhamdulillah, Indonesia dikaruniai banyak sumber daya alamnya, Surya, Hidro, Angin, Biomass, Laut dan Geothermal. Untuk energi panas bumi, Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dan Pulau Nusa Tenggara Timur (NTT) disebut sebagai Geothermal Island, karena memiliki potensi yang cukup besar yakni 1.000 Megawatt (MW),” jelas Riki.

Ia menjelaskan kembali, 1.000 MW tersebut masih dalam bentuk sumber daya, lalu dari sumber daya itu dijadikan cadangan yang dimasukkan ke dalam tiga klasifikasi. Pertama cadangan terbukti, Kedua cadangan terduga dan Ketiga yakni cadangan possible.

Bupati Manggarai Barat

“Dengan menggunakan dana hibah dari Word Bank, Geo Dipa akan melakukan pemboran panas bumi di Wae Sano, Manggarai Barat, NTT. Tak hanya di Wae Sano, akan tetapi kita akan melakukan pengembangan PLTP di Jailolo Halmahera Barat, Nage di NTT, dan Bituang di Sulawesi,” terangnya.

Setelah pengeboran selesai dilaksanakan, nantinya pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE), Kementerian ESDM, akan melakukan lelang tender untuk mengundang investasi.

“Memang, untuk pengembangan ekonomi yang wajibnya adalah kita mengundang swasta tidak mungkin BUMN. BUMN harus unik, pertama tata kelolanya harus baik (tidak boleh nyogok dan disogok),” tegasnya.

“Ini yang saya terapkan waktu pertama kali hadir di Geo Dipa Energi, kala itu saya lakukan Geo Dipa Clean. Saya mengundang seluruh vendor untuk menandatangani komitmen bersama ini dan saya juga minta kepada mereka kalau ada hal-hal yang menyimpang bisa langsung melaporkannya,” imbuhnya.

Kedua, kata Riki, BUMN itu harus profesional terhadap tanggung jawabnya.

“Alhamdulillah, Geo Dipa sudah merencanakan memberikan deviden kepada pemerintah, Insya Allah tahun depan. Saya berharap tahun 2024, pengembangan PLTP Patuha Unit-2 bisa selesai dan akan memberikan kontribusi yang besar untuk negara.

Meski demikian, terang Riki, pengembangan PLTP tidak stop di Patuha Unit-2 saja, melainkan Geo Dipa akan terus melakukan pengembangan Patuha yang nantinya akan menghasilkan Unit-3, Unit-4, Unit-5, dan seterusnya.

Bupati Manggarai Barat

Sementara, Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, dalam kunjungannya ke PLTP Patuha Unit-1, mengungkapkan bahwa pengembangan energi yang berasal dari Geothermal (panas bumi) menciptakan multiplayer effect.

“Yang saya cermati bahwa Geothermal ini memberikan multiplier effect. Itu yang sangat diharapkan, karena muara akhir dari seluruh kegiatan pembangunan adalah bagaimana kita mengantar rakyat mencapai kesejahteraan,” bebernya.

Dia mengatakan, sebagai yang telah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa Labuan Bajo merupakan wilayah super prioritas untuk sektor kepariwisataan dan mendapat predikat premium.

“Geothermal memberikan daya tarik sendiri, karena wilayah yang telah mendapatkan predikat premium ini jangan sampai tercemar oleh adanya aktivitas atau pembangkit listrik yang tidak bersih. Dengan adanya Pembangkit Listrik Geothermal ini kami yakin Labuan Bajo tetap bersih dan akan lebih menarik minat kepariwisataan,” tutupnya.

Sebagaimana diketahui, Geo Dipa akan melakukan pemboran panas bumi di Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, awal 2022.

Selain itu, Goe Dipa juga sudah melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) terkait pelaksanaan kegiatan penyediaan data dan informasi yang dilakukan oleh Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana dengan Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi.

Kemudian, dilanjutkan dengan melakukan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Geo Dipa Energi dengan Bupati Manggarai Barat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *