Bandung, Jawa Barat, ruangenergi.com- Manager Business Development PT Perta Arun Gas (PAG) Ratio Fitra Maliki mengatakan Indonesia yang merupakan negara kepulauan, penyediaan infrastruktur secara massive seperti LNG Receiving Terminal / Regas, Gas Pipeline & Moda Transportasi laut) merupakan solusi terbaik dan “mendesak” dalam mewujudkan aspirasi atau target pemenuhan energi melalui gasifikasi.
Penemuan giant new gas discovery, antara lain di South Andaman & Andaman 2, Geng North 1 Blok North Ganal termasuk existing WK Gas Masella dan lain-lain, akan mendorong pemenuhan kebutuhan energi ramah lingkungan (LNG) untuk kebutuhan domestik dan internasional sebagai transisi energi menuju Net Zero Emission target di tahun 2060
“Pengalaman dalam penyediaan infrastruktur energi serta ketersediaan SDM ikut berperan dalam mewujudkan percepatan penyediaan infrastruktur energi Indonesia. Skema gross split pengelolaan WK Migas, sejatinya memberi fleksibilitas bagi operator dalam menentukan mitra untuk penyediaan infra pengolahaan untreated gas (surface facility), fasilitas liquefaction hingga receiving,” kata Ratio Fitra Maliki dalam paparan di acara Forum Gas Bumi 2024 yang diselenggarakan SKK Migas, Kamis (20/06/2024), di Bandung, Jawa Barat.
Ratio bercerita, tantangan dalam pengelolaan receiving terminal LNG, antara lain seperti dibutuhkan komitmen bersama secara konsisten (penyedia infrastruktur dan pengguna) terkait keberlangsungan kerjasama atas komitmen aspek komersial & legalitas. Kemudian, B to B scheme penyediaan infrastruktur energi baru dapat memperoleh Final Investment Decision (FID) apabila telah memenuhi maturitas investasi diantaranya aspek commercial berupa kesepakatan yang bersifat binding (keekonomian) serta kepastian terkait supply & demand.
“Dari aspek pendanaan (financing), untuk proyek skala besar yang melibatkan rantai supply yang kompleks, pendanaan dari external menuntut maturitas proyek yang lebih kompleks (kepastian reserve / feed gas, buyer, dll),”papar Ratio.
PAG,jelas Ratio, melanjutkan milestone PT Arun NGL yang sebelumnya merupakan eksportir LNG terbesar di dunia dan saat ini PAG berkembang menjadi World Energy Hub dan “One Stop Energy Infrastructure Solutions”. Pada tahun 2022 dinobatkan sebagai terminal re-ekspor LNG paling aktif di dunia (IHS Markit, Agustus 2022)
“Disamping sukses sebagai penyedia Infrastruktur LNG Regas & Hub, PAG juga berhasil menjalankan peran sebagai penyedia jasa O&M untuk PHE surface facility (NSO & NSB) 2015 ~ 2018 serta fasilitas LPG transhipment, Condensate / Sulfur handling & LNG Filling station sampai saat ini.Pengoperasian bisnis PAG ditopang oleh SDM terlatih ex PT Arun NGL maupun pekerja Pertamina perbantuan & PAG Direct Hire,” pungkas Ratio dalam paparannya.