Jakarta, Ruangenergi.com – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengungkapkan bahwa pihaknya mengaku prihatin atas insiden kebakaran di salah satu Tanki Penyimpanan BBM di Kilang Minyak milik PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap, Jawa Tengah, pada Sabtu malam (13/11/2021).
Hal tersebut dikatakan oleh, Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman dalam sebuah tayangan di CNBC Indonesia, program Energy Corner, Squawk Box, Senin, (15/11).
Untuk itu, pihaknya berharap kejadian tersebut tidak akan mengganggu pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) area Jawa Tengah.
“Kita prihatin atas kejadian kebakaran di salah satu Tanki BBM yang berisikan Pertalite di RU IV Cilacap. Kita berharap kejadian itu tidak akan mengganggu penyaluran BBM di Jawa Tengah,” ungkapnya.
Ia menambahkan, BBM jenis Pertalite ini tidak disubsidi dan demand meningkat pesat di tahun 2021. Sehingga tidak masalah, yang bermasalah adalah BBM yang bersubsidi JBT (Solar) kalau ada gangguan di tanki-tanki penyimpanannya.
Menurutnya, Pertalite yang memiliki stok cukup dan terdapat diberbagai wilayah sehingga bisa dipastikan keamanan pasokannya.
“Kalau Pertalite itukan merupakan Blending antara Premium dan Pertamax. Data yang kami terima sampai 11 November 2021, stok Pertalite 321.196 KL yang tersedia dan Pertamax 715.565 KL. Kalau kita lihat kebakaran kilang Cilacap ini tidak berpengaruh terhadap pasokan BBM Khususnya di wilayah Pulau Jawa,” tuturnya.
Sementara, terkait isu kelangkaan BBM bersubsidi jenis Solar, Saleh mengungkapkan bahwa, secara umum penurunan level PPKM ditengah Pandemi Covid-19 terjadi peningkatan konsumsi Solar subsidi.
“Pelonggaran PPKM terjadi kenaikan permintaan Solar subsidi, kelangkaan yang terjadi di sejumlah wilayah seperti Sumatera Utar, Riau, dan lainnya sudah dapat ditangani dengan baik. Kita harapkan hingga akhir 2021 kuota JBT Solar subsidi sebesar 15,8 Juta KL ini masih dapat dipenuhi, kita berharap tidak ada kelebihan Kuota yang kita alami hingga akhir 2021,” tutupnya.