Kepala SKK Migas

Kepala SKK Migas Sampaikan Bahwa Indonesia Membutuhkan Investasi US$ 187 Miliar

Jakarta,ruangenergi.comKepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan untuk mencapai target produksi  1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030, Indonesia membutuhkan investasi mencapai US$187 miliar.

Nilai investasi besar yang dibutuhkan di hulu migas,ini akan diperuntukan untuk berbagai kegiatan terutama eksplorasi dan pengembangan lapangan eksisting. Langkah ini guna menahan decline dan tingkatkan produksi pemerintah menargetkan bisa melakukan pengeboran per tahun di ribuan sumur pengembangan. Hal itu memang meningkat drastis dibandingkan realisasi program kerja dalam lima tahun ke belakang yang hanya 100-300 pengeboran sumur.

“Indonesia membutuhkan investasi dengan total USD 187 miliar, dengan total gross revenue mencapai USD 371 miliar, dengan proyeksi pendapatan negara mencapai USD 131 miliar,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam  konferensi pers virtual,Rabu (28/4/2021),di Jakarta.

Menurut pria yang pernah duduk di kursi Direktur Utama PT Pertamina (Persero) pada 28 November 2014 lalu, menuturkan bahwa peningkatan investasi mau tidak mau harus mulai terjadi sejak tahun ini. Jika target mau tercapai maka peningkatan investasi harus terjadi setiap tahun sampai pada puncaknya nanti di tahun 2030.

Data Proyeksi

Berdasarkan data proyeksi investasi hulu migas yang disusun SKK Migas investasi hulu migas tahun ini mencapai US$12 miliar selanjutnya dua tahun ke depan investasi minimal harus mencapai US$13 miliar per tahun. Lalu 2024 investasi hulu ditargetkan meningkat jadi US$16 miliar dan tumbuh menjadi US$17 miliar pada 2025 dan menjadi US$19 miliar pada 2026. Selanjutnya investasi hulu migas per tahun mulai 2027 harus diatas US$20an miliar sampai 2030 investasi mencapai US$26 miliar.

Masih menurut Pak Dwi,sapaan akrab Dwi Soetjipto,investasi tersebut akan memberikan efek pengganda (multiplier effect) tidak hanya kepada proyeksi pendapatan negara, tapi juga uang yang beredar di sektor hulu migas.

“Besarnya multiplier effect dari terlaksananya visi ini tidak hanya dari proyeksi pendapatan negara, tapi juga dari investasi dan uang yang beredar, yang tentunya dapat menimbulkan dampak yang sangat besar dalam upaya pertumbuhan ekonomi baik regional maupun nasional,” papar Dwi dengan ekspresi wajah serius namun santai..

Menurut pria yang sangat menguasai olah raga pencak silat dan sangat gemar bersepeda, dijelaskan bahwa untuk mencapai target tersebut sangat diperlukan pengungkit untuk meningkatkan investasi. Beberapa kebijakan yang telah dilakukan antara lain kemudahan proses perizinan melalui one door service policy.

“Ini sudah di-launching di SKK Migas pada Januari 2020 dan proses perizinan semakin cepat dari sebelumnya 4 hari kerja menjadi 3,1 hari kerja,” ungkapnya.

Selain itu, ada upaya peningkatan produksi melalui 4 pilar utama dalam mencapai target di tahun 2030. Pertama, optimalisasi produksi lapangan eksisting. Kedua, transformasi sumber daya kontijen ke produksi. Ketiga, mempercepat chemical EOR, dan keempat, eksplorasi untuk penemuan besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *