SPBU

Pertamina Belum Lakukan Penyesuaian Harga BBM, Ini Alasannya…

Jakarta, Ruangenergi.comPT Pertaminia Patra Niaga (PPN), Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mengungkapkan bahwa pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pemerintah di tengah harga minyak mentah dunia yang terus mengalami peningkatan.

Pasalnya, Tim Harga Minyak Indonesia dalam Executive Summary menyebut harga rata-rata ICP (Indonesian Crude Price) minyak mentah Indonesia pada bulan Oktober 2021 mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya.

Berdasarkan perhitungan Formula ICP, rata-rata ICP Oktober mencapai US$ 81,80 per barel, naik sebesar US$ 9,60 per barel dari US$ 72,20 per barel pada bulan sebelumnya.

Penetapan harga rata-rata ICP bulan Oktober ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 217.K/HK.02/MEM.M/2021 tanggal 8 November 2021.

Beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain krisis pasokan gas dan peningkatan harga batubara berujung pada timbulnya krisis listrik di Eropa dan Asia, saat memasuki periode musim dingin yang diperkirakan lebih dingin dari sebelumnya, sehingga meningkatkan permintaan minyak mentah sebagai bahan bakar pengganti.

Faktor lainnya, kesepakatan OPEC+ untuk tidak menambah peningkatan produksi dan hanya akan melanjutkan rencana kenaikan produksi 400 ribu BOPD per bulan meskipun terdapat peningkatan permintaan minyak mentah.

Pjs Corporate Secretary PPN-Subholding Commercial & Trading, Irto Ginting, menjelaskan bahwa mengapa Perseroan belum melakukan penyesuaian harga karena beberapa pertimbangan, salah satunya yakni daya beli masyarakat yang turun akibat Pandemi Covid-19.

“Pertamina mempertimbangkan penurunan daya beli masyarakat pasca Pandemi covid 19. Kami tetap akan berkoordinasi dengan Pemerintah untuk melaksanakan solusi terbaik,” terang Irto kepada Ruangenergi beberapa waktu lalu, (13/11).

Meski demikian, pihaknya terus berusaha untuk tetap menyalurkan BBM kepada masyarakat.

Dihubungi secara terpisah, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, mengungkapkan, kenaikan harga minyak mentah akan berdampak pada sektor hilir Pertamina. Mengingat sampai saat ini mereka masih harus menanggung kerugian yang cukup signifikan untuk BBM umum jenis Pertalite dan Pertamax.

Untuk itu, Mamit meminta pemerintah memberikan keleluasaan bagi Pertamina untuk melakukan penyesuaian harga BBM umum. Jika pun tidak sampai ke nilai keekonomian, paling tidak dapat menyentuh 50%.

“Kemarin saya mengusulkan untuk di angka Rp 1.500 per liter untuk Pertalite dan Pertamax sebagai jalan tengahnya,” jelasnya.

Dirinya khawatir jika dibiarkan maka keuangan perusahaan migas pelat merah ini akan terus tertekan. Meskipun, di sektor hulu mereka masih mendapatkan keuntungan di tengah harga minyak yang sedang bagus ini.

Sebagaimana diketahui, harga BBM yang dijual Pertamina merupakan yang paling murah ketimbang Shell, BP, ViVo dan lainnya.

Di mana, harga BBM Pertamina jenis Pertalite sekitar Rp 7.650 per liter; Pertamax Rp 9.000 per liter; Pertamax Turbo sebesar Rp 12.000 per liter; Dexlite sekitar Rp 9.500 per liter; Pertamina Dex sekitar Rp 11.150 per liter; Premium sebesar Rp 6.450 per liter dan lainnya.

Sebelumnya, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Soerjaningsih, mengungkapkan bahwa seharusnya harga keekonomian BBm Jenis Premium saat ini seharusnya sudah berada di kisaran Rp 9.000 per liter dan Pertalite di atas Rp 11.000 per liter.

Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya harga minyak dunia mencapai US$ 85 per barel tentunya akan berdampak terhadap harga keekonomian BBM. Lantaran asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar US$ 45 per barel.

Meski demikian, pemerintah masih menetapkan harga jual BBM Jenis Pertalite (RON 90) sebesar Rp 7.650 per liter dan Premium (RON 88) sebesar Rp 6.450 per liter.

Seharusnya, harga keekonomian BBM jenis Pertalite dan Premium diangka Rp 11.000 dan Rp 9.000 per liternya karena bukan barang subsidi.

Akan tetapi, agar tidak terjadi keresahan di masyarakat bila terjadi kenaikan cukup tinggi, maka PT Pertamina sebagai BUMN diharapkan dapat mendukung kelancaran pendistribusian BBM dengan menjual harga BBM yang terjangkau bagi masyarakat.

“Pertalite ini bahan bakar umum, harganya secara normal sudah berada di atas Rp 11.000. Harga keekonomian Premium sekitar Rp 9.000 per liter,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *