Pertamina Patra Niaga

Rata-Rata Penyaluran Solar sekitar 12 Juta kL Per Tahun, Muljiyanto : Di 2020 Turun Karena Pandemi Covid-19

Jakarta, Ruangenergi.com – PT Pertamina (Persero) menyebut demand dalam 5 tahun terakhir terkait BBM jenis Solar mengalami fluktuasi.

VP Industri & Marine Fuel Business Sub Holding CMT Pertamina Patra Niaga, Waljiyanto, mengungkapkan dalam sebuah diskusi virtual yang dihelat oleh Energy Watch, Asosiasi Pengamat Energi Indonesia (APEI), dan Situs Energi yang disiarkan dalam kanal YouTube Ruang Energi, bertemakan “Menelisik Bisnis BBM Solar di Indonesia”, pada 2020 mengalami penurunan karena adanya Pandemi Covid-19.

Tahun 2016 kuota BBM Solar Subsidi sekitar 12.210.388 KL; 2017 sebesar 11.877.854 KL; 2018 sebesar 12.648.848 KL; 2019 sebesar 12.080.812 KL; dan pada 2020 sebesar 11.833.624 KL.

“Rata-rata penyaluran BBM subsidi jenis Solar sekitar 11-12 juta KL per tahun,” tandasnya

Selain itu, overview bisnis solar Pertamina, di mana 5% merupakan PSO (Public Services Obligation) dan sisanya 95% adalah non PSO.

“Untuk jenis konsumen yakni 54% merupakan retail (C2C), dan 46% adalah industri (B2B),” imbuhnya.

Sementara, untuk jenis pelayanan kepada konsumen 58% merupakan secara langsung dan sekitar 42% melalui agen alias tidak langsung.

“Kami mengelola konsumen-konsumen pemakai BBM solar untuk industrial and marine fuel mengelola Business to Business (B to B) , maka kami memahami bahwa bisnis B to B ini sangat kompleks dan size-nya sangat besar, sehingga kami harus memilah-milah segmen kami berdasarkan prilaku.

Sebab, menurutnya setiap segmen akan mempunyai perilaku sendiri-sendiri, sehingga Pertamina harus dapat mengetahui dengan pasti terhadap keinginan konsumennya yang paling mendasar itu apa.

Oleh karena itu, pihaknya telah membagi menjadi 7 segmen dalam pengelolaan bisnis dan pendistribusian BBM untuk jenis Solar, yakni :

1. Konsumen VVIP, konsumen ini merupakan pilar-pilar pertahanan negara dan harus dilayani dengan segera misalnya, Konsumen TNI, Polri, Basarnas, dan lainnya.

Di mana realisasi untuk konsumen VVIP pada 2020 mengkonsumsi BBM sebesar 606.308 atau sekitar 4%.

2. Konsumen strategis, ini penting di bawah Konsumen VVIP, dan merupakan konsumen prioritas yang harus dilayani, seperti, PT KAI, PLN, Pelindo, ASDP, Pelayanan Nasional Indonesia (Pelni), dan lainnya.

Realisasinya pada 2020, konsumen ini mengkonsumsi BBM sebesar 2.973.163 atau sekitar 22%.

3. Konsumen bisnis, Konsumen ini yang bergerak di berbagai sektor misalnya di pertambangan, perkebunan, KKKS, marine serta industri lainnya.

Realisasi pada 2020 mengkonsumsi BBM sebesar 3.896.108 atau sekitar 29%.

4. Konsumen SME (Small Medium Enterprise), konsumen industri kecil yang harus mengkonsumsi BBM non PSO, sehingga Patra Niaga wajib untuk melayani ini.

Realisasi pada 2020 mengkonsumsi BBM sebesar 463.556 atau sekitar 3%.

5. Konsumen Agen BBM (lembaga penyalur), ini merupakan Konsumen kepanjangan Pertamina untuk melayani konsumen yang lebih kecil.

Realisasi pada 2020 mengkonsumsi BBM sebesar 1.835.571 atau sekitar 13%.

6. Konsumen INU (Izin Niaga Umum), realisasi pada 2020 mengkonsumsi BBM sebesar 1.453.571 atau sekitar 11%.

7. Konsumen subsidiary, ia menyebutkan sebelum ada perubahan organisasi holding dan sub holding Pihaknya melayani Patra Niaga, Elnusa Petrofin, Pertamina Lubricants, Pertamina Retail, dan beberapa anak dan cucu perusahaan lain yang membutuhkan.

Realisasi pada 2020 mengkonsumsi BBM sebesar 2.387.149 atau sekitar 18%.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *