Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membenarkan bahwa Proyek Tangguh Train-3 (TEP) diharapkan on stream sesuai jadwal.
Pada tahun 2022 diproyeksikan bp Indonesia akan mengeluarkan biaya investasi untuk Train-3 sebesar US$778 juta. Namun demikian SKK Migas dan bp Indonesia masih membahas besaran investasi yang dapat dibebankan sebagai biaya operasi.
“Ini adalah mekanisme biasa yang dilakukan SKK Migas dalam rangka pengendalian proyek dan biaya,” kata Pelaksana Tugas Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Muhammad Kemal kepada ruangenergi.com, Rabu (03/08/2022) di Jakarta.
Kemal menjelaskan bahwa pihak bp Indonesia mengajukan rencana investasi untuk proyek UCC, dengan rencana investasi di tahun 2022 sebesar US$ 52 juta.
“Proyek dan besaran anggatan, saat ini masih dalam proses pembahasan kedua belah pihak,”tegas Kemal.
Tangguh LNG merupakan suatu pengembangan dari enam lapangan gas terpadu yang terletak di wilayah Kontrak Kerja Sama (KKS) Wiriagar, Berau dan Muturi di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Cadangan gas ditemukan pada pertengahan tahun 1990-an oleh Atlantic Richfield Co. (ARCO). Tangguh LNG dioperasikan oleh BP Berau Ltd. (100% milik bp). Anak perusahaan lain milik bp lainnya dalam pengembangan Tangguh LNG ini adalah BP Muturi Holdings B.V., BP Wiriagar Ltd. dan Wiriagar Overseas Ltd. – sehingga membuat bp memiliki 40.22% kepemilikan di Tangguh LNG.
Mitra-mitra kerja lainnya:
MI Berau B.V. (16.30%)
CNOOC Muturi Ltd. (13.90%)
Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd. (12.23%)
KG Berau Petroleum Ltd (8.56%)
KG Wiriagar Petroleum Ltd. (1.44%)
Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc. (7.35%)
Tangguh mulai berproduksi pada tahun 2009, hanya empat tahun setelah memperoleh persetujuan dari Pemerintah. Kini, Tangguh telah beroperasi sesuai kapasitasnya, dan pengembangan sedang berlangsung untuk menambah satu kilang LNG baru (Train 3) lagi di Tangguh.